Mohon tunggu...
SUDI Ariyanto
SUDI Ariyanto Mohon Tunggu... Ilmuwan - Membaca, menulis dan berbagi untuk membangun

Peneliti, Perangkai kata

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Catatan Penderita Covid-19 Saat Isoman

22 Juli 2021   00:08 Diperbarui: 22 Juli 2021   00:23 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pendahuluan

Berawal dari saat mendapat titipan seorang cucu, usia 10 bulan. Orantuanya sedang demam, dan agar mereka bisa menangani kondisi mereka, maka kami merawat bayinya. Senin di rumah kami, malam kami kembalikan, Selasa kami rawat dan malam kami kembalikan lagi. 

Pada hari Rabu, ketahuan orangtuanya positif covid. Karena itu kami rawat bayi ini. Kamis malam bayi ini demam tinggi, berlanjut sampai Jumat demamnya. 

Jumat malam hari kami bawa si bayi ke rumah sakit, ternyata si bayi ini juga positif. Kami tidak menyangka bayi bisa terkena covid, dan atas instruksi dokter, si bayi dikembalikan ke orangtuanya. 

Sabtu mulailah kami demam, 4 orang dari 5 orang kami. Badan terasa sakit, suhu badan saya dan istri sampai 38,3. Di Sabtu malam, suhu anak laki saya sampai 39,3.  Karena suhu tinggi, kami kompres dengan air hangat di kening dan ketiak. 

Pada Senin, 28 Juni 2021 pagi kami periksa swab antigen, ternyata 4 dari antara 5 kami positif. Kami pun melapor ke gugus tugas covid lingkungan tinggal, gugus tugas covid kantor dan Puskesmas. Instruksinya adalah agar kami melakukan isolasi mandiri. 

Kami melakukan pengaturan tempat untuk isolasi di rumah. Tempat tidur dipisah, ruang tamu dijadikan ruang untuk tidur untuk anak-anak yang positif. Tempat tidur dibuat berjarak. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemantauan, tetapi juga untuk bisa mendapatkan ruang yang lebih luas. 

Dukungan

Kondisi orang yang terkena covid saat gejalanya muncul itu sangat lemah, badan terasa sakit. Kepala terasa pusing. Rasanya tidak mau makan, tidak mau minum. 

Jangankan mau masak, berdiri pun oleng. Itulah sebabnya, kami bersyukur mendapatkan dukungan dari tetangga yang dikoordinasikan oleh Ketua RT, dari saudara dan dari teman-teman. 

Kiriman makanan yang sudah matang, vitamin dan obat ini sangat menolong kami. Walaupun tubuh rasanya tidak ingin membuka mata, tidak ingin bangun, kami harus memaksa diri untuk makan, minum vitamin dan minum obat. 

Dukungan makanan yang kami terima cukup banyak, baik dari teman dan saudara, dan karena itu kami menghubungi Ketua RT agar bisa menghentikan dukungan pemberian makanan dari RT dan dari tetangga kami. Takutnya mubazir, dan dukungan tetangga bisa dialihkan ke penderita lain. 

Kami pun kemudian membagikan makanan, obat dan vitamin yang kami dapatkan kepada teman dan saudara yang sedang menderita covid.  Selain itu, dukungan kata-kata penyemangat dan doa dari teman-teman dan saudara juga menguatkan kami. 

Ada yang layak untuk disyukuri, Covid ini membantu munculnya kembali kesetiakawanan kepada teman atau tetangga yang sedang sakit. Kami bersyukur kepada Tuhan atas anugerah berupa dukungan makanan dari tetangga, dan saudara; ada kiriman vitamin, dan obat yang dari kantor, Puskesmas, saudara dan teman.

Ada yang lebih mengharukan, kami bahkan menerima kiriman makanan dari orang yang tidak kami kenal lewat saudara. Kiranya Tuhan membalas budi baik semua mereka, dan mempehitungkan sebagai amal kebaikan mereka semua.

Catatan

Ada saran yang sangat baik dari dokter kantor, agar kami mencatat kondisi tubuh kami. Akhirnya kami melakukan pencatatan kondisi tubuh kami pada pagi dan malam. 

Data yang kami catat adalah suhu badan, saturasi dan nadi, ini minimal data wajib yang kami catat. Data tambahan adalah tekanan darah, yang sesekali dilakukan. Kami juga mencatat kondisi tertentu, misalnya terasa masih pusing, mual, dan hilangnya daya penciuman. 

Pada hari Senin 4 orang dari antara 5 kami dinyatakan positif. Dengan kombinasi obat dan vitamin, kami mulai stabil di hari Rabu/Kamis. Suhu badan tidak lagi naik turun. Pada hari Rabu, penciuman istri sudah mulai pulih, sedangkan saya pada hari Kamis. 

Ada catatan khusus terkait dengan anak laki-laki saya. Dia yang mengalami suhu sangat tinggi di awal infeksi. Sampai hari Rabu malam, dia masih merasa pusing. 

Berdasarkan komunikasi dengan dokter kantor, kemungkinan metobilisme terganggu. Disarankan oleh dokter untuk memberikan obat analgesik untuk mengurangi rasa nyerinya, dan disarankan untuk olahraga ringan dan berjemur. 

Mulai Rabu malam itu, saya minta anak saya untuk melakukan jalan-jalan sambil menggerakkan tangan sekitar 30 menit. Kamis pagi mulai bisa berjemur, dan olahraga ringan. Hari berikutnya sudah tidak lagi pusing.

Setiap orang bisa mengalami dampak yang berbeda, karena penyebaran virus di dalam tubuh dan respons tubuh terhadap virus berbeda. 

Menurut laman mayoclinic.org, dampak jangka panjang dari orang yang sudah sembuh dari covid adalah kelelahan, sesak napas atau kesulitan bernapas, batuk, nyeri sendi, nyeri dada, kehilangan memori, kesulitas konsentrasi, susah tidur, nyeri otot atau sakit kepala, detak jantung cepat atau berdebar, kehilangan bau atau rasa, depresi atau cemas, demam dan juga pusing saat berdiri. 

Saya mengalami rasa nyeri di tangan saat menyapu, tetapi saya terus melatih tangan dan tubuh untuk bergerak. Begitu juga, mencoba mengepel lantai, tidak dapat melanjutkan karena nafas agak terganggu. 

Walaupun demikian, setelah badan cukup kuat, saya, istri dan anak-anak terus mencoba membuat tubuh bergerak, apakah dengan menyapu, mengepel, membersihkan meja, memasak, mencuci piring atau membersihkan halaman. Tidak lupa juga kami mencoba untuk menciptakan suasana menyenangkan dengan bernyanyi, atau main kartu. 

Obat

Kami mendapatkan kiriman obat dari Puskesmas beruba antibiotika rentang-lebar, obat penurun panas dan vitamin. Selain itu, kami juga meminum ekstrak propolis, minyak ikan, dan obat herbal yang biasa diberikan kepada penderita covid.

Saya ingin menceritakan penggunaan salah satu obat, awalnya adalah obat untuk mengatasi parasit. Banyak orang belum sepenuhnya dapat menerima obat ini untuk pencegahan dan pengobatan covid. 

Pada hari Minggu, istri saya mulai minum obat ini, walaupun belum dipastikan positif karena belum tes swab. Istri saya mencoba memberi saya obat itu, tetapi saya menolak karena belum percaya. 

Keingintahuan saya atas informasi dari istri saya dan dari teman-teman yang sudah mencobanya meninggi, dan akhirnya saya mencoba mencari sendiri informasi. Saya orang yang termasuk tidak mudah percaya dengan informasi yang bersliweran melalui teman atau di media sosial. 

Saya mencari jurnal kesehatan atau kedokteran, dan saya menemukan dua artikel ilmiah terbaru yang terbit di jurnal ilmiah. 

Hasil bacaan itu saya sarikan dalam 2 tulisan di Kompasiana yaitu "Ivermectin untuk Pencegahan dan Pengobatan Covid-19", dan "Pemberian Ivermectin untuk Pencegahan dan Pengobatan Covid-19". Intinya obat ini dapat menurunkan laju penularan, mempercepat waktu pemulihan, menurunkan angka kematian karena covid. 

Pola pemberian obat yang kami gunakan adalah pola 1 obat pada hari1, hari 3 dan hari 5. Setelah dua kali pemberian obat, suhu badan kami semua mulai stabil. 

Pada hari minggu tanggal 4 Juli kemarin, kami tes antigen dan hasilnya negatif. Jadi hanya dalam waktu sekitar 1 minggu setelah meminum obat, kami sudah menjadi negatif. 

Sampai saat ini masih banyak orang belum percaya akan manfaat obat ini. Tampaknya banyak orang belum membaca informasi hasil penelitian terakhir. 

Anda boleh tidak percaya terhadap manfaat obat ini. Tetapi, sebaiknya carilah informasi yang dapat dipercaya. Saya sudah mencari informasi, membaca dengan seksama, dan kemudian menjadi percaya, dan kemudian saya membagikan informasi itu kepada orang lain.

Saya bersyukur bahwa gejala kami tidak memburuk sejak pertama kali terkena infeksi, dan syukur kepada Allah, kami bisa mengalami pemulihan yang cepat. 

Selain kondisi bawaan atau kondisi penyerta, penanganan pada tahap awal saat terkena infeksi bisa berpengaruh terhadap proses penyembuhan.

Penutup

Pandemi covid-19 belum berlalu, bahkan varian baru bisa menular dengan lebih cepat. Kita bisa berkontribusi dengan melaksanakan protokol kesehatan. 

Mari melindungi diri dan melindungi orang lain agar tidak terkena covid. Maskermu adalah wujud amal kebaikanmu bagi orang lain, dan membantu pemerintah mengatasi covid. 

Jika ada kesempatan untuk ikut vaksinasi, ikutlah, karena vaksin mengurangi tingkat keparahan saat kita terkena covid.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun