Mohon tunggu...
SUDI Ariyanto
SUDI Ariyanto Mohon Tunggu... Ilmuwan - Membaca, menulis dan berbagi untuk membangun

Peneliti, Perangkai kata

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ivermectin untuk Pencegahan dan Pengobatan Covid-19

30 Juni 2021   17:00 Diperbarui: 30 Juni 2021   17:04 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pengantar

Akhir-akhir ini muncul berbagai informasi mengenai manfaat Ivermectin untuk menangani Covid-19. Informasi muncul dari pejabat negara dan beberapa orang yang merasakan manfaat dari Ivermectin. Saya juga mendapatkan informasi dari teman dekat yang merasakan manfaatnya.

Untuk memahami manfaat dari Ivermectin, saya mencoba menelusur internet untuk mendapatkan jurnal ilmiah mengenai pemanfaatan Ivermectin untuk penanganan covid-19. Saya menemukan salah satu artikel American Journal of Therapeutics 28, e299--e318 (2021), dengan tautan americasfrontlinedoctors.org. Saya ingin menyampaikan hasil bacaan saya dari artikel ilmiah ini, mungkin dalam beberapa tulisan. 

Pendahuluan

Di awal tahun 2020, di awal mulai menyebarnya pandemik, beberapa perusahaan dan institusi mulai mengkaji hasil penelitian dan data klinis untuk mencari opti penanganan covbid-19 secara efektif. 

Satu tahun setelah pandemi, satu-satunya terapi yang dianggap "terbukti" sebagai pengobatan yang menyelamatkan jiwa adalah penggunaan kortikosteroid pada pasien dengan penyakit parah. Selain itu, yang paling memprihatinkan adalah kenyataan bahwa belum ada obat yang terbukti efektif pada pasien rawat jalan untuk mencegah perkembangan penyakit agar tidak lanjut menuju rawat inap. 

Baru-baru ini, hasil uji coba ivermectin, yang banyak digunakan sebagai obat antiparasit dengan sifat antivirus dan antiinflamasi, telah menunjukkan manfaat dalam beberapa hasil klinis dan virologi yang penting, termasuk kematian. Meskipun semakin banyak studi mendukung kesimpulan ini telah terkonfirmasi melalui peer-review, setengah data lain berasal dari manuskrip yang diunggah ke server pracetak medik.

Sejarah Ivermectin

Berawal dari isolasi bakteri Streptomyces yang tidak biasa pada tahun 1975 oleh Profesor Satoshi Omura dari Institut Kitsato dari tanah dekat lapangan golf di tenggara pantai Honshu, Jepang. Profesor Omura, bersama dengan William Campbell, menemukan bahwa kultur bakteri dapat menyembuhkan tikus yang terinfeksi cacing gelang Heligmosomoides polygyrus. 

Campbell mengisolasi senyawa aktif dari kultur bakteri, dan menamai senyawa aktif tersebut "avermectin" dan menami bakterinya  S. avermitilis karena kemampuan senyawa itu membersihkan tikus dari cacing. Ternyata, setelah penelitian puluhan tahun di seluruh dunia, diketahui bahwa mikroorganisme Jepang tetap menjadi satu-satunya sumber avermectin yang pernah ditemukan. 

Ivermectin,  turunan dari avermectin, kemudian terbukti revolusioner. Pada awalnya diperkenalkan sebagai obat untuk hewan, namun kemudian segera memberikan dampak bersejarah dalam kesehatan manusia, meningkatkan nutrisi, kesehatan secara umum, dan kesejahteraan miliaran orang di seluruh dunia sejak pertama kali digunakan untuk mengobati onchocerciasis (buta sungai) pada manusia pada tahun 1988.  Obat ini kemudian terbukti ideal dalam banyak hal, sangat efektif, memiliki spektrum luas, aman, ditoleransi dengan baik, dan dapat dengan mudah diberikan. 

Meskipun digunakan untuk mengobati berbagai infeksi nematoda internal, ivermectin paling dikenal sebagai andalan penting dalam kampanye global untuk menghapus dua penyakit yang merusak. Kemitraan Merck & Co. Inc. dengan Institut Kitasato serta bantuan organisasi perawatan kesehatan internasional telah diakui oleh banyak ahli sebagai satu dari pencapaian medis terbesar abad ke-20. 

Dampak Ivermectin dalam mengendalikan onchocerciasis dan limfatik filariasis, penyakit yang merusak kehidupan miliaran orang miskin dan kurang beruntung di seluruh wilayah tropis, membuat penemunya dianugerahi Nobel Kedokteran pada tahun 2015, dimasukkan ke dalam Daftar Obat Esensial" oleh WHO. Selain itu, ivermectin juga telah digunakan untuk berhasil mengatasi beberapa penyakit manusia lainnya dan kegunaan baru obat ini terus ditemukan

Rangkuman Bukti Penelitian

  1. Sejak 2012, beberapa penelitian in vitro telah menunjukkan bahwa Ivermectin menghambat replikasi banyak virus, termasuk influenza, Zika, Dengue, dan lain-lain. 
  2. Dampak ivermectin:
    • menghambat replikasi SARS-CoV-2 dan mengikat jaringan inang melalui beberapa mekanisme yang  dapat diamati.
    • memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat dengan data in vitro yang menunjukkan penghambatan mendalam dari kedua produksi sitokin dan transkripsi faktor inti-kB (NF-kB), mediator inflamasi yang paling kuat. 
    • secara signifikan mengurangi beban karena virus (viral load) dan melindungi dari kerusakan organ pada beberapa model hewan saat terinfeksi SARS-CoV-2 atau yang  serupa virus corona.
    • mencegah penularan dan berkembangnya penyakit COVID-19 pada mereka yang kontak erat dengan pasien yang terinfeksi. 
    • mempercepat pemulihan dan mencegah pemburukan pada pasien sehingga tidak perlu dirawat di ICU.
    • mengurangi angka kematian pada pasien Covid-19 yang kritis.
  3. Keamanan, ketersediaan, dan biaya ivermectin adalah hampir tak tertandingi, selain juga insiden yang rendah dan efek samping yang jarang teramati dalam hampir 40 tahun dan  penggunaan miliaran dosis. 
  4. Organisasi Kesehatan Dunia telah lama memasukkan ivermectin pada "Daftar Obat Esensial."

Uji terkendali ivermectin untuk pencegahan COVID-19 (8 studi): Semua studi menunjukkan penurunan laju penularan yang signifikan secara statistik, (N= 2826 pasien). 

Uji terkendali ivermectin untuk pengobatan COVID-19 (19 studi): 

  1. penurunan signifikan secara statistik dalam lamanya waktu pemulihan, lama rawat inap atau tingkat kerusakan (N=493 pasien) .
  2. penurunan signifikan secara statistik dalam viral load, jumlah hari anosmia, dan lamanya batuk (N=85 pasien),
  3. penurunan angka kematian yang signifikan statistik (N=2523 pasien).

Epilog

Walaupun belum ada izin resmi penggunaan ivermectin untuk pencegahan dan pengobatan covid, bukti ilmiah telah menunjukkan dampak pemakaian ivermectin untuk pencegahan dan pengobatan. Obat ini jarang menunjukan efek samping, dan karena dampak positifnya yang besar, maka tidak ada salahnya untuk digunakan, baik untuk pencegahan maupun untuk pengobatan.  Otoritas kesehatan di Indonesia layak untuk melakukan uji klinis dan bisa segera memasukkan ivermectin dalam daftar obat untuk penanganan covid-19. Kiranya Tuhan menolong Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun