tirai bayang rinai lukisan mengambang
mutiara kecil bergelantungan didahan
embun enggan beranjak
mentari sembunyi sejenak
dingin terasa hawa disini
penghangat pagi secangkir kopi
kicauan burung melodi menggema
nyanyian merdu simponi jiwa
oh..
betapa terasa indah walau belum makmur
saat cahaya keemasan muncul di timur
laksana lukisan raksasa termegah berada
takkan kau jumpai bila hidup di kota
senyum sapa ramah penduduk desa
perbedaan sebagai penghias warna
bangga membawa cangkul kepematang
pulang riang walau hari sudah petang
pagi di desa bermandikan embun warna
siapapun pastinya kan terpesona
tak mampu terlukiskan dengan kata kata
walau sekalipun seorang pujangga
tak mampu merangkum jelas lukisan kata keindahan desa
di desa tiada pernah terjebak kemacetan
jalan berlumpur dan berlubang itu pasti
tiada sesak udara menghentak siang kekurangan oksigen
sang bayu selalu setia memberi kesejukan sampai nanti
banyak kata ingin dilukiskan
tapi tak cukup lembaran ini untuk menuliskan
pinggir rimba02,maret,2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H