Puan, ijinkan aku memahami luasnya sukmamu dengan nyanyian-nyanyian zikir..
Wahai puanku, Biarkan lara ini tenggelam bersama semesta yang di rundung duka..
Tidakkah engkau ingat puan, tatkala pertama kita saling mengais rindu dalam ruang-ruang sendu..
Ketika kau menjadi mahluk terindah yang selalu manari-nari dalam khayalku..
Begitu juga aku, aku yang tak bisa berduasta bahwa hanya engkau yang bisa menjadi obat paling mujarab atas sakitku..
Duhai puanku, jika adam bisa bersamai Hawa dalam segala halang rintang..
Jika yusuf bisa bersamai julaikha walau banyak melalui rundung duka..
Dan juka Muhammad bisa meneteskan air mata atas perginya Khadijah ..Â
Maka ingin ku sabdakan padamu wahai puanku..bahwa aku, aku adalah khalifah yang di perdebatkan tuhan dengan Malaikat untuk menahkodai bumi..
Dan dengan kekhalifaanku..akan kumenangkan hasrat suci untuk bersanding bersamamu