Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Mataram (Unram) di Desa Pengengat Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan baku pembuatan ecobrick.
Desa pengengat memiliki peran yang sangat besar dalam  sampah di Kabupaten Lombok Tengah, karena di desa ini tempat akhir dari sampah se-kabupaten.Â
Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov NTB Najamuddin Amy menyatakan, Lombok Tengah berada di urutan kedua penghasil sampah dengan produksi sampah 645 ton per hari dengan rincian sekitar 12 persen sampah masuk TPA dan 97 persen tidak terkelola.
Dalam upaya meminimalisir sampah tersebut, KKN Tematik Universitas Mataram membuat program dengan tema Zero Waste.Â
Melimpahnya sampah plastik di lingkungan desa yang belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat menjadi alasan mahasiswa KKNT Unram berinisiatif mengajak masyarakat mengolah limbah plastik tersebut menjadi barang berguna yaitu ecobrick.
Upaya tersebut mendapat respon positif dari berbagai kalangan, seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga kepala desa setempat.
Sebagaimana diketahui bahwa ecobrick merupakan metode yang digunakan untuk meminimalisir sampah plastik. Cara membuatnya pun relatif mudah, cukup dengan media botol plastik yang diisi penuh potongan sampah plastik dan dipadatkan hingga keras.
Mahasiswa KKNT Unram juga telah melakukan sosialisasi terkait zero waste kepada seluruh lapisan masyarakat di Desa Pengengat dalam berbagai kegiatan, mulai dari sekolah-sekolah, hingga turut aktif dalam kegiatan pengajian rutin di desa. Selain itu, mereka turut mensosialisasikan program kerja dengan harapan bahwa masyarakat mampu menyadari pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.
"Alhamdulillah dengan adanya sosialisasi zero waste juga sekaligus pemanfaatan sampah menjadi kerajinan ecobrick dari adik-adik KKN sangat bermanfaat untuk kami di lingkungan sekolah, anak-anak disini mulai belajar memilah dan memanfaatkan sampah-sampah yang ada. Mereka bersemangat mengumpulkan sampah plastik yang kemudian dijadikan ecobrick.", ucap salah satu guru SMP 08 Pujut.
Roydatul Robbi Naksabandi selaku Ketua KKN Desa Pengangat menambahkan "Dalam menumbuhkan gaya hidup sehat dikalangan masyarakat, tentu semua kalangan masyarakat harus memiliki pemahaman yang merata tentang gaya hidup sehat itu sendiri.Â
Untuk itu kami mencoba masuk ke semua lapisan masyarakat di sana, mulai dari kalangan anak-anak dan remaja dengan sosialisasi ke sekolah-sekolah, kalangan ibu-ibu kelompok Majelis Ta'lim, juga bapak-bapak kelompok zikiran. Harapannya dengan masuk ke semua kalangan masyarakat ini, pemahaman tentang zero waste akan lebih mudah dipahami dan diterima serta diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Desa Pengengat".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H