Mohon tunggu...
Ariyanti Yusnita
Ariyanti Yusnita Mohon Tunggu... Dokter -

Proud to be me

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Darurat Seks Bebas pada Generasi Muda

21 Mei 2018   15:54 Diperbarui: 21 Mei 2018   16:19 12944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaaan besarnya, bagaimana kita dapat membentengi dari pengaruh itu semua? Dengan cara apa kita mengatasi kondisi darurat seks bebas ini? Bukan membesar-besarkan, bila kita tidak segera bergerak, atau terlalu lalai menyikapi hal ini, maka kehancuran generasi muda yang berarti juga kehancuran sebuah bangsa tidak mustahil terjadi. Semua kita punya peran dan tanggung jawab yang sama dalam mendidik dan mengarahkan generasi muda kita di jalan yang benar Sebuah pesan penting, mendesak, darurat.

Mari kembali pada faktor-faktor resiko tadi. Dimulai dari faktor keluarga, bahwa pembenahan keluarga-keluarga harus terjadi. Orang tua menerapkan pola asuh yang tepat. Tidak terlalu permisif sehingga semua nilai menjadi bias, tidak juga terlalu keras hingga anak-anak merasa dikekang dan takut.

Kebutuhan akan kasih sayang dan disiplin harus diberikan secara seimbang. Ayah dan ibu mesti memberikan waktu yang cukup dan berkualitas dengan anak-anak, menjalin interaksi dan komunikasi yang baik dengan mereka. Pendidikan tentang seksualitas, penanaman nilai-nilai, etika, moral, harus secara konsisten diajarkan.

Faktor lingkungan, pembatasan media dan gawai untuk hal-hal yang positif juga perlu terus disuarakan. Upaya ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Pembatasan waktu dan pengawasan saat anak-anak/remaja menggunakan HP atau internet, mengunduh sistem proteksi pada gawai yang digunakan, sensor dan seleksi terhadap konten-konten tertentu yang harus secara ketat dilakukan oleh badan-badan resmi pemerintah maupun penyedia layanan (provider), serta media yang berkomitmen menyajikan tulisan atau tontonan yang bagus, menarik, dan membangun.

Faktor pendidikan pun harus mendukung gerakan anti seks bebas. Seminar-seminar dengan sasaran orang tua maupun kum muda tentang kesehatan reproduksi dan pendidikan seksualitas oleh para ahli harus sering dilakukan, baik oleh instansi pemerintah maupun swasta.

Sekolah-sekolah harus sering mengkampanyekan hal ini dan bila perlu memasukkan ke dalam kurikulum dan program rutin sekolah. Para rohaniawan dan pendidik lainnya selayaknya dengan tak jemu mengajarkan nilai-nilai dan paham yang benar tentang seksualitas kepada generasi muda di wilayah masing-masing.

Dan pada akhirnya, anak-anak remaja kita itu sendiri yang mesti berani dan tegas mengambil langkah yang benar, untuk menolak segala macam bentuk pergaulan bebas dan "iming-iming"nya. Ya, tidak ada cara lain, kita semua harus bersinergi mengatasi kondisi darurat ini.

Melawan paham dan pengaruh seks bebas yang melanda generasi muda demi melindungi mereka dari kehancuran. Dimulai dari orang tua, pendidik, rohaniawan, juga generasi muda harus memiliki kesamaan konsep dan sikap, sehingga bisa bersatu suara mengatakan "tidak!" pada seks bebas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun