Mohon tunggu...
Herliana Ariyanti Ewar
Herliana Ariyanti Ewar Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Learn and share

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mulai dari Diri Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Topik 4

2 Agustus 2024   10:22 Diperbarui: 2 Agustus 2024   10:29 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah mengamati video tersebut, silakan menjawab pertanyaan berikut ini: Dari pengamatan tentang kondisi daerah tersebut:

  • Pernahkah Anda mengalami hal yang serupa? Bila ya, apa saja hal yang sama dan berbeda yang Anda temui?
    Jawaban:
    Saya pernah mengalami hal serupa ketika menempuh pendidikan di SMP dan SMA dimana jarak rumah dan sekolah jauh. Saya harus menempuh perjalanan ke sekolah dengan berjalan kaki selama 1 jam. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat saya dalam menempuh pendidikan. Sedangkan hal yang berbeda yakni kondisi sekolah dan fasilitas di sekolah saya sudah sangat memadai. Berdasarkan vidio terlihat bahwa anak-anak memiliki ruang kelas yang tidak layak dengan segala fasilitas yang kurang lengkap. Selain itu keterbatasan guru disekolah tersebut menyebaboan para guru harus mengajar dua kelas sekaligus.
  • Apa yang Anda pikirkan dan rasakan tentang kondisi pendidikan tersebut?
    Jawaban:
    Hal yang saya pikirkan dan rasakan tentang kondisi pendidikan berdasarkan vidio ialah kondisi pendidikan di daerah pelosok Indonesia adalah kurangnya infrastruktur pendidikan yang memadai. Pada vidio tersebut sekolah-sekolah masih menggunakan bangunan tua dan rusak yang tidak layak untuk belajar. Kurangnya fasilitas dasar seperti buku, alat tulis, dan perlengkapan sekolah lainnya juga bisa menjadi kendala untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas di sana. Selain itu, ada juga permasalahan aksesibilitas pendidikan di daerah pelosok yang sulit dijangkau karena masalah transportasi yang terbatas. Semua faktor ini dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan di daerah tersebut.
  • Apa yang Anda pikirkan tentang pendidikan di masa itu?
    Jawaban:
    Hal yang saya pikirkan tentang pendidikan dimasa itu ialah pendidikan di daerah pelosok Indonesia seringkali menghadapi tantangan yang cukup besar, seperti kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, minimnya aksesibilitas pendidikan, dan kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini dapat berdampak pada kualitas pendidikan yang tersedia di daerah tersebut. Meskipun begitu, masih banyak yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi pendidikan di daerah pelosok Indonesia agar menjadi lebih baik dan berkualitas. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti meningkatkan ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai, mendukung pengembangan SDM yang berkualitas dan memperbaiki kurikulum untuk disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing daerah.
    Kekurangan guru di daerah pelosok adalah masalah lain dalam pendidikan di daerah tersebut. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan guru di daerah pelosok antara lain rendahnya insentif dan gaji yang diberikan, minimnya fasilitas dan sarana prasarana yang memadai, serta kurangnya dukungan dari masyarakat sekitar. Kurangnya guru yang berkualitas dan terlatih di daerah pelosok dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yang ditawarkan dan menghambat kemampuan siswa dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah guru yang tersedia di daerah pelosok dan memberikan insentif yang baik agar guru- guru tersebut dapat terus termotivasi untuk memberikan dukungan dan kualitas pendidikan yang lebih baik untuk siswa-siswa di sana. Upaya-upaya tersebut, antara lain meliputi pemberian insentif dan gaji yang sesuai, memberikan pelatihan dan pembinaan untuk guru-guru yang berkualitas, memperkuat sistem rekrutmen guru, dan meningkatkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan. Semua ini diharapkan dapat mengatasi kekurangan guru di daerah pelosok dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.

Selanjutnya, silakan jawab pertanyaan reflektif berikut ini:

  • Bila Anda mendapatkan tugas mengajar bagaimana Anda memperhatikan pembelajaran pada ‘Zone of Proximal Development (ZPD)’?
    Jawaban:
    Sebagai seorang guru, saya akan memperhatikan pembelajaran pada zona perkembangan terdekat (Zone of Proximal Development/ZPD) dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, mengidentifikasi level kemampuan siswa secara individu dan memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan mereka untuk membangun pengetahuan dan keterampilan siswa secara bertahap. Kedua, menggunakan teknik pengajaran yang melibatkan kerja sama dan interaksi antara siswa sehingga siswa dapat saling membantu dan belajar satu sama lain. Ketiga, memberikan umpan balik yang baik dan konstruktif kepada siswa agar mereka dapat memperbaiki keterampilan mereka dengan lebih baik.
  • Siapkah Anda mengajar dengan memperhatikan Pembelajaran pada ‘Zone of Proximal Development (ZPD)’? Apa alasannya?
    Jawaban:
    Saya siap mengajar dengan memperhatikan pembelajaran pada ‘Zone of Proximal Development (ZPD). Alasannya ialah sbb: 1) Membantu siswa mencapai potensi optimal: Ketika seorang guru fokus pada ZPD, mereka dapat membantu siswa mencapai tingkat keterampilan dan pengetahuan yang optimal. Dengan memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka siswa bisa memperoleh kemajuan dalam pembelajaran mereka. 2) Menghindari pembelajaran yang membosankan atau terlalu mudah: Saat seorang siswa diberikan tugas yang terlalu mudah, mereka cenderung merasa bosan atau tidak tertantang. Sebaliknya, saat siswa diberikan tugas yang terlalu sulit, mereka bisa merasa putus asa dan frustasi. Dalam kedua kasus tersebut, hasilnya bisa mengurangi motivasi dan minat siswa dalam proses pembelajaran. Dalam konteks ini, guru yang mengajar dengan memperhatikan ZPD dapat membantu siswanya merasa tertantang namun tetap memberi tugas yang terjangkau sehingga siswa tidak merasa terlalu mudah atau terlalu sulit. 3) Meningkatkan interaksi sosial di kelas: Saat guru fokus pada ZPD, mereka dapat lebih mudah menciptakan situasi dimana siswa akan saling membantu. Dalam konteks ini, siswa yang lebih mampu dapat memainkan peran sebagai mentor dan membantu siswa yang kesulitan untuk mencapai level kemampuan yang sama atau lebih baik lagi. Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, memperhatikan ZPD merupakan strategi yang sangat efektif bagi para guru. Hal ini dapat membantu siswa untuk mencapai potensi optimal mereka, sementara juga meningkatkan opsi interaksi sosial dalam kelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun