Â
Ah, taut jemari kita kadang aku tak rasa
Kau tak genggam aku erat, adakah?
Entah mungkin lebih aku yang abai
Hingga simpul memburai cerai, aku kau terurai
Â
Kaukah itu selayak tungguku, sayang?
Aku sendirian dan tersesat
Aku lapuk hujan lekang panas
Tolong jelmalah hangat teduh sentuhan
Sebentar, biar titik puncak pada pekik kita sama
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!