Guru yang Mengenal Muridnya, Ibu yang Mengenal Anaknya
Guru yang disukai seorang murid adalah guru yang baik, tidak suka marah-marah, tidak suka mengancam, yang mau mendengar, mengerti apa yang diinginkan, dan memberi nilai yang bagus. Proses belajar akan menjadi menyenangkan karena murid suka dengan gurunya, dan apa yang diajarkan dan ditugaskan gurunya akan diterima dan dikerjakan dengan sukacita.
Demikian pula dengan proses belajar anak bersama ibu. Anak akan suka bila ibunya tidak selalu marah-marah, tidak memberi tugas yang disertai dengan ancaman, mau mendengar dan dapat diajak bermain dan bercerita, dan memberi pujian untuk hal-hal yang dianggap sebuah prestasi bagi sang anak.
Semakin ibu mengenal anaknya, semakin baik proses belajar anak pada ibunya, karena ibu tidak akan membandingkan sang anak dengan anak-anak lain termasuk saudara kandung si anak.
 Ibuku GurukuÂ
Bagian terakhir dari tulisan ini akan saya sampaikan hasil belajar belajar saya bersama almarhumah ibu, yang sebagian besar saya ambil menjadi materi pelajaran untuk anak-anak saya.
Menjadi orang yang bertanggungjawab pada tugas dan diri sendiri adalah pelajaran pertama yang saya dapatkan dari ibu. Â Keberhasilannya membesarkan kesepuluh anaknya sendiri setelah ayah saya meninggal saat saya berumur 7 tahun, menjaga anak-anaknya untuk tetap hidup rukun, memberi tugas pada masing-masing anak untuk pekerjaan rumah dan memastikan anaknya bertanggung jawab pada tugas yang sudah diberikan.
Hal kedua yang saya pelajari dari ibu saya adalah kesederhanaan dan hemat menggunakan uang. Masih teringat jelas, ibu saya pintar memanfaatkan barang-barang sisa menjadi hal yang  bermanfaat, seperti sisa kain perca yang dibuat menjadi baju atau kain lap, membuat pakaian dalam dari bahan meskipun pada saat itu sudah dijual secara jadi, dan pintar mengolah bahan-bahan makanan sederhana menjadi makanan enak.
Hal ketiga yang saya pelajari dari ibu adalah rajin dan mau belajar. Masih teringat jelas, ibu saya rajin membaca koran, sehingga kami tetap dapat informasi, meskipun sekolahnya hanyalah lulusan sekolah rakyat. Hampir semua pekerjaan dapat ibu saya lakukan, dari menjahit, memasak, membuat kue, bercocok tanam, memotong rambut bahkan berdagang untuk menghasilkan uang.
Ibu saya senang bercerita dan suka bertanya perkembangan anak-anaknya, terutama saat saya pulang dari kos saat sudah kuliah, kami bisa berbincang sambil ibu mengikat atau mengepang rambut saya. Hal-hal inilah yang kemudian menjadikan saya ingin menjadi teman untuk anak-anak saya sehingga mereka bisa bercerita apapun dengan nyaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H