Libur lebaran tahun ini kami isi dengan memanfaatkan suasana Ibukota yang sepi ditinggal mudik oleh kaum pendatang, menginap di hotel, kuliner dan diakhiri dengan nonton di bioskop. Keputusan untuk nonton di bioskop semata untuk mengikuti keinginan anak-anak yang hampir semuanya sudah remaja, dan judul film yang dipilih pun sesuai keinginan mereka.
Pilihan anak-anak remaja ini jatuh pada  film berjudul "Target", alasannya tentu karena film ini karya Raditya Dika, yang selalu mereka ikuti setiap filmnya.
Film Target ini dibintangi oleh sembilan selebritas dari berbagai bidang yang memerankan tokoh sesuai karakter asli masing-masing, seperti aktor laga senior Willy Dozan, Cinta Laura, Samuel Rizal, Abdur Arsyad, Hifdzi Khoir, Ria Ricis, Romy Rafael, Anggika Bolsteril dan Raditya Dika yang sekaligus menjadi sutradara.
Diawali dengan adegan wawancara dua orang berpakaian polisi dengan seorang pasien yang seluruh wajahnya dililit perban di sebuah rumah sakit, yang kemudian dilanjutkan dengan adegan flashback yang mengajak penonton untuk melihat cerita dibalik penyebab kecelakaan pasien rumah sakit tersebut.
Pasien tersebut termasuk dari sembilan orang yang diajak untuk bermain film berjudul Target, namun akhirnya mereka terjebak pada sebuah permainan 'hidup-mati' di sebuah gedung kosong setelah terbangun dari pingsan akibat menikmati jamuan makan yang disediakan.
Seluruh kegiatan dalam gedung direkam CCTV, dan hasil rekaman ini yang akan dijadikan film dan permainan akan berlangsung selama 24 jam, dan siapa yang berniat melarikan diri akan dibunuh.
Serangkaian permainan diset dan diinstruksikan melalui layar televise yang ada disetiap lantai, dan setiap babak akan berlanjut bila sudah ada korban yang terbunuh, dan yang bertahan hidup yang akan selamat.
Ditengah rangkaian adegan kepanikan, pertengkaran dan perkelahian untuk bertahan hidup, disisipkan juga kisah romantic CLBK (cinta lama bersemi kembali) antara Raditya Dika dengan Cinta Laura.
Menurut saya, film Target ini sepertinya tidak memenuhi target dari ekspektasi para penggemar film karya Raditya Dika, karena saat film selesai, anak-anak berkomentar, "Gitu doank?", "Raditya Dika kehabisan ide.", "Gampang banget ketebak."
Tokoh Wince yang kemayu yang diperankan Willy Dozan sepertinya terlalu dipaksakan dan terlihat tidak natural, beberapa adegan yang seharusnya dapat mengundang tawa sepertinya tidak berhasil, Â meskipun saya mengerti tujuan Raditya menghadirkan tokoh ini untuk menjadi lawan Samuel Rizal diakhir permainan.
Sejumlah adegan lucu yang sepertinya diset untuk mengundang tawa penonton juga tidak sepenuhnya berhasil, yang saya ingat hanya tebak-tebakan, "buah apa yang kulitnya mulus?". *nyengir
Diawal adegan, kehadiran Romy Rafael yang mengeluarkan keahlian sulapnya juga tidak mengundang kekaguman ataupun tawa penonton, begitu pula dengan adegan kisah romantis kembalinya kisah cinta antara Raditya Dika dan Cinta Laura juga terlalu datar.
Kesan akhir saya untuk film ini semua terlalu tanggung, komedinya kurang dapat, thriller-nya juga kurang dapat dan alur cerita mudah ditebak, baik siapa tokoh game master maupun siapa tokoh dibalik yang merencanakan permainan hidup-mati yang berjudul Target itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H