Objek wisata utama yang akan dikunjungi saat kita ke Sumatera Utara tentu Danau Toba, yang keindahannya dapat kita telusuri dari Toba hingga Taman Simalem. Selebihnya kita akan berkunjung ke objek wisata budaya dan sejarah yang bagi sebagian orang tidak menarik karena hanya melihat peninggalan-peninggalan sejarah dan ceritanya, namun tidak demikian kondisinya saat kami mengunjungi Huta Siallagan di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Lambang Cicak dan Payudara
Empat gambar payudara atau adop-adop memiliki arti masing-masing. Adop pertama melambangkan kesucian wanita, adop kedua melambangkan kesetiaan, adop ketiga melambangkan kesejahteraan dan adop keempat kesuburan wanita. Lambang ini menggambarkan sosok ideal wanita Batak yang dapat menjaga kesucian dengan kesetiaan dan dengan air susunya dapat merawat anak-anaknya hingga besar berguna bagi keluarga.
Simbol cicak dan empat payudara ini tidak hanya ada di Huta Siallagan tetapi juga di beberapa tempat wisata lain dan posisinya selalu sama, yaitu cicak akan menghadap keempat payudara yang artinya bahwa orang Batak yang merantau akan selalu ingat tanah kelahiran dan pulang ke tempat dimana ibunya berada.
Kehidupan Masyarakat Batak 300 tahun lalu.
Selain Pohon Hau Habonaran dan tempat tinggal raja, kita akan melihat batu-batu yang di tata sebagai tempat persidangan untuk mengadili perkara. Terdiri dari kursi raja, kursi permaisuri, kursi tetua adat dan kursi terdakwa perkara kejahatan. Terdakwa yang terbukti bersalah dan mendapatkan hukuman mati akan menjalani eksekuti mati seperti pada cerita film kolosal Korea.
Mengenakan Ulos dan Menari Tortor
Karena dianggap sebagai tamu raja, wisatawan akan disambut dengan diberikan ulos beserta ikat kepalanya kemudian diajak menari bersama boneka sigale-gale.
Tarian pertama adalah tarian sambutan tamu raja, kemudian wisatawan diajak berbaris kemudian berjalan sambil menari memberi persembahan kemudian mengambil beras dan melemparnya ke atas.
Di tengah terik matahari, kegiatan menari ini tetap menjadi kegiatan menyenangkan, bahkan gerakan-gerakan tari tor-tor ‘naik sepeda motor’ selalu diingat dan dijadikan gerakan saat kami berada bersenang-senang didalam ruang karaoke.
Terakhir kami diajak ngerumpi, bukan asal rumpi tetapi berupa tarian yang gerakannya memang seperti rumpian, dan bukan hanya kaum wanita teteapi laki-lakipun ternyata pintar ngerumpi*nyengir
Untuk melihat kami bagaimana kami ngerumpi, berikut videonya.