Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cara Bocah Pantai di Lombok Mendapatkan Uang

28 September 2016   21:20 Diperbarui: 29 September 2016   10:52 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hasil jepret bocah pantai (dok pri)

Foto di atas bukanlah hasil jepretan seorang fotografer ataupun pemilik ponsel pintar, melainkan hasil karya anak-anak pantai di Tanjung Aan, Lombok yang bila dilihat penampilan fisiknya kita tidak akan menyangka bahwa mereka memiliki kemampuan mengarahkan gaya dan mengoperasikan kamera pada ponsel pintar dengan sangat baik.

Bukan hanya sekedar bisa memotret dengan kamera ponsel pintar, tetapi mereka juga bisa mengarahkan gaya sehingga bisa menghasilkan foto rekayasa yang disesuaikan dengan kondisi alam di Pantai Tanjung Aan. Selain itu mereka juga memahami fitur yang terdapat dalam aplikasi kamera ponsel sehingga bisa memanfaatkannya untuk mendapatkan hasil foto unik dan keren.

sedang memotret (dok pri)
sedang memotret (dok pri)
Di dalam bus, saat perjalanan menuju Pantai Tanjung Aan, pemimpin perjalanan kami sudah mengingatkan bahwa disana akan ada banyak anak kecil yang keberadaannya mungkin akan menganggu acara kami, namun tidak menjelaskan bahwa anak-anak ini memiliki kemampuan untuk mengambil gambar.

Tiba di Pantai Tanjung Aan, seperti biasa kami berfoto dengan berbagai gaya, dan anak-anak kecil tersebut mulai mendekati dan mengomentari apa yang kami lakukan.

Bocah pantai sedang memotret (Dok. pri)
Bocah pantai sedang memotret (Dok. pri)
“Saya aja Pak yang ambil fotonya, saya bisa.” celetuk seorang anak.

Melihat penampilan fisik anak-anak tersebut, jangankan mau memberikan hape untuk dipakai ambil foto, mempercayai apa yang diucapkan saja mungkin sulit, dan kami menganggapnya sebagai guyonan.

Rupanya tanpa patah semangat mereka terus mengomentari gaya kami dan cara kami mengambil foto dan akhirnya kami pun mulai merelakan ponsel kami dipegang dan dipakai untuk mengambil gambar.

Bukan hanya satu anak yang bisa, tetapi cukup banyak anak yang mampu melakukannya bahkan anak yang saya lihat masih tergolong kecil sudah sangat mahir menggunakan ponsel dan mengarahkannya. Mereka juga bisa menilai mana hasil foto yang bagus, sehingga ketika terlihat hasilnya kurang bagus mereka akan meminta kita untuk mengulang.

Bocah sedang memotret (dokumen Pribadi)
Bocah sedang memotret (dokumen Pribadi)
 Yang lebih menarik adalah saat saya menyerahkan ponsel bermerk “A...” tanpa gambar buah, setelah mencoba sekali anak ini langsung mengembalikan ponsel tersebut karena hasilnya tidak bagus, kemudian saya menggantinya dengan ponsel bergambar Apel ‘keroak’, dan dengan spontan anak ini langsung berkata, “naah, kalau hape ini bisa bu, hasilnya pasti bagus.” Bukan hanya kepada saya, teman-teman yang lain pun bercerita hal yang sama, anak-anak ini akan memilih menggunakan ponsel yang bagus agar hasilnya juga bagus.

Berikut adalah hasil foto karya mereka :

hasil jepret bocah pantai (dok pri)
hasil jepret bocah pantai (dok pri)
menggunakan panorama (dok pri)
menggunakan panorama (dok pri)
hasil jepret bocah pantai (dok pri)
hasil jepret bocah pantai (dok pri)
hasil jepret bocah pantai
hasil jepret bocah pantai
Pertanyaan yang muncul dalam hati saya, dari mana mereka belajar sehingga bisa memiliki keterampilan sekeren ini, karena sudah jelas mereka tidak memiliki ponsel  yang tergolong mahal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun