Dengan demikian, maka seharusnya partai politik mulai berbenah dan mengatur strategi dalam kampanye politik, bukan hanya terfokus pada kegiatan partai tetapi juga perlu memanfaatkan media sosial, dan tetap menjaga kadernya untuk tidak melakukan kegiatan yang melanggar hukum karena berita buruk terkait tingkah kader partai akan menjadi pemberitaan dan pembicaraan di media sosial.
Hater - Lover menguntungkan Ahok
Seperti saat pilpres 2014, jelang pilkada DKI 2017, media sosial sudah ramai memperbincangkan mengenai calon gubernur yang akan datang.
Yang tidak suka dengan Ahok terlihat rajin membagikan berita-berita mengenai keburukan Ahok, dan yang suka dengan kinerja Ahok, rajin membagikan berita-berita baik tentang Ahok.
Seperti dalam kasus percintaan, kedua pihak baik yang cinta ataupun benci, akan sama-sama kepo untuk membaca dua jenis berita. Bagi yang jelas berada di posisi suka dan posisi tidak suka, jenis berita-berita tersebut tidak akan mempengaruhi keputusan saat pemilihan, tetapi untuk yang belum memutuskan, berita baik tentang Ahok maupun berita yang menjelekkan Ahok, akan membuat mereka menaruh simpati dan akhirnya memutuskan memilih Ahok.
Dengan demikian, keputusan Ahok maju secara independen sebaiknya jangan membuat parpol menjadi galau, tetapi sebaiknya tetap tenang dan menjaga kadernya untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan kontroversi di masyarakat, karena setiap pernyataan tersebut akan berpengaruh pada simpati masyarakat terhadap parpol secara keseluruhan dan bisa juga berpengaruh pada perolehan suara di pileg 2019.