Di hari terakhir jelang tahun baru, kantor Mey masih beroperasi untuk melayani pelanggan meski hanya setengah hari, dan setelah itu Mey boleh kembali ke rumah menemani mama yang sedang sibuk menyambut kepulangan koko Jo.
Tidak banyak aktivitas yang dilakukan Mey di rumah selain membuka media sosial sambil menikmati secangkir kopi dan pisang goreng buatan mama.
“Resolusi tahun baru, apa ya resolusiku tahun depan?” tanya Mey dalam hati saat memperhatikan halaman fesbuk yang dipenuhi status bertemakan resolusi tahun baru.
“Tahun lalu, resolusiku punya pacar yang ganteng, baik dan pengertian, tapi jangankan ganteng, baik hati dan pengertian, mau dipedekatein aja gak ada waktu hiks.” gumam Mey lagi.
“Mey, coba hubungi koko Jo, sudah sampai mana, katanya pesawat jam tiga, jadi seharusnya jam segini sudah mendarat khan ya?” tanpa disadari Mey, mama sudah berdiri dihadapannya
“Iya Ma.” Jawab Mey sambil segera mengalihkan layar ponselnya dari halaman fesbuk menuju telp.
Sekali, dua kali hingga ketiga kali, nomor telepn yang dituju Mey tidak dapat dihubungi.
“Gak aktif Ma, mungkin pesawatnya delay, jadi belum mendarat.”
--
‘ting.. tong.’
Suara bel membawa Mey berlari ke depan untuk melihat siapa yang datang, dan sesuai dugaan di depan pagar Jo sudah tersenyum manis saat melihat Mey.