“Lima belas menit lagi kita berangkat ya, semua bahan sudah kamu siapkan ya?”
“Kita Pak?” tanya Mey memastikan karena teringat dengan onde dan janjinya pada mama.
“Iya kita, kamu ikut mobil saya saja, mudah-mudah tidak macet dan meeting tidak lama, jadi kita bisa kembali ke kantor.”
“Baik Pak.”
_
“Ma, Mey pulang sedikit telat ya, ikut meeting sama bos, mama tunggu ya, kita makan onde bareng.” Pesan Mey terkirim melalui SMS sebelum berangkat bersama Fernando.
Tidak banyak yang dibicarakan selama perjalanan, hanya suara penyiar radio dan lagu-lagu penyanyi tanah air yang mengisi keheningan suasana, dan sesekali terdengar suara Pak Maman, supir Fernando yang memberitahukan suasana jalan yang macet akibat hujan deras.
Tiba dilokasi, Fernando memberitahukan bahwa kliennya terkena macet dan kemungkinan baru tiba satu jam kemudian dan berarti waktu meeting akan ikutan molor.
Tamu yang ditunggu baru tiba pukul setengah delapan malam, dan negosiasi yang berjalan cukup a lot membuat rapat menjadi lama hingga baru selesai jam setengah sepuluh malam.
“Kamu langsung saya antar pulang saja Mey, sudah malam, besok ke kantor pakai Taksi, ongkosnya reimburst kebagian Finance.”
“Tapi Pak.” Mey teringat onde yang ada di kulkas kantor