Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Inovasi featured

Lika-liku Pertelevisian Nasional

24 Agustus 2015   21:47 Diperbarui: 24 Agustus 2016   11:50 1787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Mojzagrebinfo/Pixabay

Segmen penonton televisi berita ini tentu berbeda dengan segmen penonton sinetron dan musik panggung, sehingga meskipun banyak berita hangat yang ditayangkan tidak serta merta mengalihkan perhatian penonton sinetron menjadi penonton berita.

Menjadi Penonton Cerdas
Dengan beragam tayangan televisi, masyarakat dituntut untuk menjadi penonton cerdas, memilih tayangan yang baik terutama untuk anak-anak. Bagi masyarakat dengan tingkat pendidikan yang baik, mungkin dapat menjadi penonton cerdas, memilih tayangan yang baik atau mematikan televisi bila dianggap tidak ada yang menarik, namun bagaimana dengan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah, yang masih menjadikan televisi sebagai satu-satunya hiburan, tidak menyukai acara yang talk show dengan topik yang dianggap berat, maka pilihannya adalah menyaksikan sinetron atau menonton acara musik panggung.

Peran Komisi Penyiaran Indonesia

Melihat masih banyak tayangan yang tidak pantas dan tidak mendidik di televisi, maka yang menjadi sasaran kritik adalah Komisi Penyiaran Indonesia yang tidak tegas menegur stasiun televisi, meskipun pada kenyataannya kita juga membaca beberapa kali KPI menegur beberapa stasiun televisi yang menayangkan acara yang dianggap menyimpang dan membuat resah masyarakat.

Sayangnya, teguran KPI tidak serta merta membuat jera stasiun televisi, karena biasanya acara serupa akan hadir kembali setelah beberapa waktu kemudian dengan format yang sedikit dirubah. Mengapa ada stasiun tv yang masih terus bertahan dan mencoba menayangkan acara-acara seperti itu, pastinya karena mereka melihat ada segmen masyarakat yang senang dengan acara seperti itu, dan tidak dapat dipungkiri bahwa media televisi ini ada sebuah bisnis.

Lalu bagaimana seharusnya? Saya teringat dengan wawancara Rizal Ramli dengan Don Bosco di acara To The Point Berita Satu, bahwa saat ini yang terpenting adalah memperbaiki human development index, karena kalau masyarakat sejahtera, pendidikan terjamin, maka masyarakat akan menjadi lebih cerdas sehingga kalau masyarakat sudah cerdas dan dapat memilih tayangan berkualitas, maka secara otamatis stasiun televisi akan berusaha menghadirkan acara-acara yang tentu berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun