Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meluruskan Berita Fatwa Haram MUI untuk BPJS

30 Juli 2015   14:46 Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:42 2152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Melalui akun twitter @BPJSKesehatanRI dan web resminya, BPJS Kesehatan memuat pengumuman penting mengenai berita yang beredar di media mengenai fatwa haram yang dikeluarkan oleh MUI mengenai BPJS.

 Berikut adalah isi dari pengumuman tersebut :

Dalam keterangannya BPJS menyebutkan bahwa MUI tidak pernah menyampaikan statement haram mengenai BPJS kesehatan, melainkan hanya memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai BPJS Kesehatan dan pelaksanaan jaminan kesehatan nasional di Indonesia.

Isi rekomendasi tersebut adalah :

1. Agar pemerintah membuat standar minimum dan tarif hidup layak dalam kerangka jaminan kesehatan yang berlaku bagi setiap penduduk negeri sebagai modal dasar bagi terciptanya suasana kondusif di masyarakat tanpa melihat latar belakangnya.

2. Agar pemerintah membentuk aturan, sistem, dan memformat modus operandi BPJS Kesehatan agar sesuai dengan prinsip dasar syariah.

Dan untuk meluruskan berita dan membuat masyarakat tenang, BPJS Kesehatan bersama DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional) akan audiensi ke MUI.

Melihat isi rekomendasi tersebut, seharusnya tidak perlu terjadi polemik yang membuat resah masyarakat mengenai BPJS kesehatan karena sepertinya MUI hanya menginginkan agar pemerintah benar-benar menjamin kesehatan masyarakat tanpa melihat latar belakang setiap peduduk dan menyarankan agar BPJS dikelola sesuai dengan prinsip dasar syariah.

Upaya yang akan dilakukan oleh BPJS Kesehatan untuk melakukan audiensi ke MUI adalah tindakan cepat yang memang harus dilakukan. BPJS Kesehatan yang merupakan perusahaan Nirlaba dan bekerja dengan prinsip gotong royong, dalam artian orang tidak sakit membantu yang tidak sakit seharusnya sudah memenuhi kriteria dari rekomendasi.

Secara umum prinsip kerja BPJS kesehatan tidak berbeda dengan PT. ASKES yang dulu mengelola jaminan kesehatan PNS dan pensiunan pegawai pemerintah, yaitu dikelola berdasarkan iuran peserta. Perbedaannya, cakupan layanan BPJS Kesehatan lebih luas karena bukan hanya PNS dan Pensiunan pegawai pemerintah melainkan masyarakat miskin yang iurannya ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat umum yang preminya dibayar sendiri juga pekerja perusahaan swasta.

Bila dulu kinerja PT. ASKES tidak pernah dipermasalahkan seharusnya kinerja BPJS Kesehatan pun tidak perlu dipermasalahkan, dan yang penting dilakukan saat ini adalah penjelasan dan keterbukaan BPJS  dalam pengelolaan premi dari iuran peserta tersebut termasuk mengenai denda keterlambatan.

Munculnya berbagai berita mengenai fatwa haram MUI untuk BPJS Kesehatan tentu akan mempengaruhi sikap masyarakat terutama masyarkat muslim Indonesia, sedangkan kinerja BPJS berkaitan erat dengan jaminan kesehatan masyarakat, dan alangkah tidak baik bila masyarakat menjadi ragu-ragu untuk menggunakan jaminan kesehatan yang dimiliki.

Dengan demikian alangkah baiknya bila kita menunggu penjelasan BPJS Kesehatan dan MUI setelah BPJS melakukan Audiensi Ke MUI, tanpa harus membuat opini-opini pribadi atas isi rekomendasi tersebut.

Sumber gambar : @BPJSKesehatanRI

Info berita dari web resmi : http://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/post/read/2015/354/Info-penting-terkait-pemberitaan-fatwa-MUI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun