Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berhemat Bukan Berarti Pelit

30 September 2012   02:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:28 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengikuti tema obrolan Freez minggu ini, berikut adalah pengalaman saya mengatur uang bulanan.

Ada tiga faktor yang menurut saya sangat mempengaruhi seseorang dalam mengatur keuangan bulanan yakni faktor latar belakang kehidupan keluarga, faktor lingkungan yang membentuk gaya hidup dan kemampuan mengendalikan diri.

Latar Belakang Keluarga

Memiliki latar belakang kehidupan yang sederhana membuat saya mengerti artinya berhemat.  Berhemat bukan berarti pelit, itu pesan yang saya tangkap dari cara keluarga saya mengatur keuangan.

Saat masih sekolah, uang jajan saya diberikan dengan sistem mingguan. Uang mingguan tersebut sudah mencakup uang untuk membeli keperluan sekolah, seperti fotocopy, alat tulis dan lain-lain. Jumlahnya pun tidak besar, hingga saya harus bisa menahan diri untuk tidak jajan di sekolah bila keperluan membeli barang keperluan sekolah tersebut cukup banyak.

Sebenarnya bisa saja saya meminta uang tambahan kepada Ibu saya (jatah uang mingguan dari kakak saya), namun saya sangat mengerti bahwa Ibu saya tidak berpenghasilan, meminta tambahan uang pada beliau berarti menambah beban keuangannya.

Karena terbiasa mengatur keuangan sejak masih sekolah maka saat kuliah, saya dapat dengan mudah mengatur uang bulanan. Lima tahun kuliah uang bulanan saya tidak berubah, yakni Rp. 150.000,-(sudah termasuk uang kos dan keperluan kuliah).

Di tahun kedua kuliah, saya pindah kos karena uang kos di tempat yang lama dinaikkan. Saya pindah ke tempat kos yang lebih murah dan lebih memudahkan saya untuk berhemat. Lebih murah karena kami mencuci dan menyetrika sendiri, lebih mudah berhemat karena sudah dapat jatah nasi putih dan bisa numpang masak di dapur Ibu Kost yang baik hati.

Hal yang pertama kali yang saya lakukan saat menerima jatah uang bulanan yakni membayar uang kost Rp. 55.000,-  (hingga saya lulus naik menjadi Rp. 70.000,- per bulan).  Sisanya saya atur hingga mencukupi keperluan sebulan, caranya dengan menentukan ' jatah harian'. Bila hari ini saya menggunakan uang melebihi jatah harian maka besok atau lusa saya akan menghemat menu makanan saya, karena hanya bagian itu yang dapat diatur dengan mudah.

Lingkungan yang mempengaruhi gaya hidup

Sadar dengan kondisi keluarga yang tidak sama dengan kondisi keluarga teman-teman saya di sekolah, membuat saya memilih untuk bermain dengan teman-teman yang memiliki kondisi keluarga kira-kira sama dengan kondisi keluarga saya. Dengan cara itu,  saya merasa tidak akan  terpengaruh dengan gaya hidup teman-teman saya berasal dari keluarga berada. Walau untuk kegiatan sekolah, seperti kerja kelompok saya tetap mengikutinya tanpa memilih dengan siapa saya akan bekerja sama.

Mengapa saya katakan bahwa lingkungan mempengaruhi gaya hidup dan mempengaruhi cara kita mengatur keuangan?

Sebelum menikah, suami saya gemar membeli barang-barang bermerk dan mengikuti trend masa itu. Menurut ceritanya, gaji setiap bulannya tidak pernah bersisa. Menikah dengan saya yang tidak kenal dan tidak peduli dengan merk (karena bagi saya yang penting barang itu nyaman untuk dipakai) lambat laun membawanya mengikuti gaya hidup saya. Ditambah dengan pengalaman kami menghadapi masa-masa sulit, membuatnya lebih bijak menggunakan uang bahkan sekarang bisa dikatakan cukup ketat pengaturannya.

Kemampuan mengendalikan diri

Dengan latar belakang cerita saya diatas, maka secara tidak langsung melatih saya untuk dapat mengendalikan diri dari keinginan-keinginan membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Dengan kata lain saya mampu membedakan apa yang menjadi kebutuhan dan apa yang hanya merupakan  sebuah keinginan.

Ketiga faktor yang saya sebutkan diatas saling berkaitan dan sangat membantu  saya mengatur keuangan saat memiliki penghasilan sendiri

Berhemat bukan berarti pelit bermakna bahwa kita mampu mengendalikan diri untuk tidak membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan dan pintar memilih barang yang murah tapi memiliki kualitas yang bagus tanpa peduli dengan merk,  namun tetap memiliki hati untuk peduli pada sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun