Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bagansiapiapi, Bakar Tongkang, dan Keunikannya

8 Juli 2012   10:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:11 2129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_186702" align="aligncenter" width="300" caption="Tongkang yang dibakar (dokumen pribadi)"][/caption]

Mendapat kesempatan berkunjung ke kota Bagansiapiapi yang berada di Kabupaten Rokan Hilir, Kecamatan Bangko, Propinsi Riau pada bulan 5 tanggal 16 (Go Gwee Cap Lak penanggalan China atau 4 Juli 2012) sungguh suatu pengalaman berharga, karena pada saat tanggal tersebut tepat diadakannya perayaan HUT " Khi Hu Ong Ya" atau  Ritual Bakar Tongkang.  Sebuah Ritual yang diselenggarakan sebagai peringatan dan ucapan syukur kepada Dewa Khi Ong Ya yang sudah memberi petunjuk kepada 18 orang perantau Tionghoa keturunan Fujian-China yang tersesat dilaut, yakni berupa adanya cahaya api yang merupakan tanda adanya daratan, yang saat ini disebut Bagansiapiapi.

Cerita lengkap mengenai perayaan Bakar Tongkang dan  keunikan kehidupan warga di Bagan siapi-api ada di buku Jelajah Negeri Sendiri di halaman 9.

Bagi yang berminat, dapat pesan melalui Inbox dengan harga Rp. 49.000 (blm termasuk ongkos kirim). tks

13971404831416747097
13971404831416747097
[caption id="attachment_186703" align="aligncenter" width="300" caption="malam sebelum perayaan Bakar Tongkang (dokumen pribadi)"]
13417136942005107662
13417136942005107662
[/caption] [caption id="attachment_186704" align="aligncenter" width="300" caption="dokumen pribadi"]
13417142621771350359
13417142621771350359
[/caption] [caption id="attachment_186705" align="aligncenter" width="300" caption="pawai yang mengiringi Tongkang (dokumen pribadi)"]
13417149351756104935
13417149351756104935
[/caption]

[caption id="attachment_186706" align="aligncenter" width="300" caption="pawai yang mengiringi Tongkang (dokumen pribadi)"]

1341715155913465730
1341715155913465730
[/caption]

[caption id="attachment_186707" align="aligncenter" width="300" caption="Tongkang yang akan dibakar dan ribuan warga keturunan yang mengiringinya (dokumen pribadi)"]

13417152481225513014
13417152481225513014
[/caption] [caption id="attachment_186715" align="aligncenter" width="300" caption="budidaya walet dan becak motor"]
13417171511834995040
13417171511834995040
[/caption] [caption id="attachment_186718" align="aligncenter" width="300" caption="rumah papan dan tampungan air hujan untuk minum dan masak (dokumen pribadi)"]
1341717552304752517
1341717552304752517
[/caption] [caption id="attachment_186724" align="aligncenter" width="300" caption="Tugu Ikan di Batu Enam (dokumen pribadi)"]
13417193391045730866
13417193391045730866
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun