[caption id="attachment_302759" align="aligncenter" width="300" caption="Buku Jelajah Negeri Sendiri (dok Pri)"][/caption]
Bila tidak bergabung di Kompasiana, mungkin saya tidak akan mendapatkan pengalaman berharga yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Hal pertama adalah ketika tulisan saya plus foto diri saya ada di halaman surat kabar nasional sebesar Kompas, sampai-sampai teman saya yang bukan kompasianer menanyakan kepada saya melalui bbm untuk memastikan bahwa itu benar saya.
Hal kedua adalah membukukan tulisan saya.
Ada beberapa teman yang menyarankan agar saya membukukan tulisan saya dan menulis lebih serius mengenai bidang yang saya kuasai, tetapi saran tersebut belum ingin saya realisasikan karena saya sadar dengan keterbatasan kemampuan saya. Namun siapa sangka, Kompasiana mewujudkan apa yang tidak mungkin saya lakukan sendiri itu dengan meloloskan satu tulisan saya kedalam sebuah buku kolaborasi 30 kompasianer yang bercerita tentang Indonesia.
Jelajah Negeri Sendiri adalah sebuah buku catatan perjalanan Kompasianer yang bercerita tentang keindahan dan keunikan Indonesia dalam perjalanan ke tempat wisata yang sebagian besar belum menjadi tempat wiasata umum yang sering dikunjungi maupun yang ada di situs-situs wisata pada umumnya. Cerita dibagi menjadi 5 bagian, yaitu
- Alam sebagai Laboratorium
- Alam yang Mengajarkan Kesederhanaan
- Belajar Masa Depan dari Sejarah
- Belajar di tengah Keterbatasan
- Merawat Perbatasan, Merawat Nasionalisme
Dengan melihat bagian-bagian tersebut, pembaca sudah dapat mengira isi dari tulisan-tulisan kompasianer yang ada didalamnya. Meskipun tidak ada gambar, buku ini tetap menarik untuk dibaca karena dalam buku ini seolah pembaca diceritakan langsung oleh para penulis yang melakukan perjalanan, karena hampir semua tulisan mengetengahkan tokoh “Aku atau Saya” bukan seperti artikel-artikel perjalanan wisata yang hanya mengulas keindahan tempatnya saja. Bahkan interaksi para penulis dengan warga yang ditemui disajikan seperti kita membaca cerita fiksi.
Melihat tulisan saya berada diantara tulisan Kompasianer yang memang senang melakukan catatan perjalanan seperti Olive Bendon, Choirul Huda, Rina Lestari, Taryadi Sum, Widi Kurniawan sungguh sangat membanggakan, karena saya termasuk jarang melakukan perjalanan ke pelosok-pelosok negeri yang ternyata banyak hal unik yang ditemukan di dalamnya, dan ini baru saya ketehui setelah saya membaca buku ini. Penulis lainnya ada Mas Bain Saptaman yang bercerita mengenai kehidupan orang gunung, mbak Puri Areta, mas Ukik, Akbar Pitopang, Esme Fadliha, Mustafa Kamal, Mustaqim Mumtazz, Otoko Mae dan beberapa kompasianer lain.
Mengutip catatan Pak Pepih dalam kata pengantar bahwa buku ini adalah rangkaian catatan perjalanan dan objek wisata terpapar dari murni hasil eksplorasi warga biasa dan disajikan dalam bentuk catatan perjalanan yang genuine dari sisi gaya maupun tutur kata yang tidak biasa.
Bagi saya, buku terbitan PT. Bentang Pustaka setebal 275 halaman ini adalah wujud nyata dari apa yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya dan mungkin tidak akan pernah terwujud bila saya tidak pernah bergabung di Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H