Kritis,  SMAN 2 Tangsel  Gelar Lomba Esai
Budayakan BerpikirKOMPASIANA - Dalam upaya membangkitkan kemampuan berpikir kritis sekaligus membangun literasi sosial di kalangan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), SMAN 2 Tangerang Selatan provinsi Banten menggelar lomba penulisan esai tingkat SMA dan sederajat berskala nasional. Lomba yang diikuti lebih dari 30 partisipan utamanya untuk mengasah kecakapan menulis dan berbahasa Indonesia  menjadi bagian dari agenda rutin tahunan Moonzher Cup  di sekolah favorit yang berlokasi di kawasan Serpong  tersebut.Â
"Menulis esai itu bukan sekadar meningkatkan kecakapan menulis dan berbahasa Indonesia,  tapi juga membangkitkan kemampuan berpikir kritis terhadap situasi sosial dan kemasyarakatan terkini," jelas dewan juri Moonzher Literature, Metha Madonna,  S.Sos, M.Ikom  usai memberikan  penilaian  babak final lomba esai yang bertemakan "Memanusiakan Manusia"  di SMAN 2 Tangsel, pada Sabtu (30/9) lalu.
Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Fikom Ubharara Jaya) ini mengapresiasi  SMAN 2 Tangsel, khususnya panitia dan guru bahasa Indonesia  yang telah menggagas penyelenggaraan lomba. Menurutnya ajang lomba menulis esai yang kemudian dilanjutkan dengan presentasi lima finalis naskah terbaik, tentu sangat membantu meningkatkan daya pikir kritis siswa peserta yang merupakan siswa SMA atau sederajat.
Pemilihan esai untuk dilombakan adalah langkah cerdas karena esai adalah irisan atau titik temu antara artikel opini dengan artikel ilmiah seperti callpaper atau jurnal. Â Artinya dibutuhkan kemahiran dan berbahasa yang ringan dan argumentatif, namun pada sisi lain dituntut memenuhi standar penulisan ilmiah seperti basis data, kualitas referensi serta proses sitasi maupun pengutipan yang tepat.
"Selain teknis penulisan, kualitas sebuah esai juga ditentukan materi atau topik yang  aktual, futuristik dan humanis sehingga dituntut daya pikir yang kritis dan jeli menangkap fenomena," tambah peneliti kajian jurnalistik, komunikasi massa dan penyuluhan pembangunan.
Patut dipuji juga penyelenggaraan lomba tidak melibatkan juri internal dari SMAN 2 Tangsel, melainkan  meminta partisipasi dari  pihak yang berkompeten seperti  Dosen Fakultas Sastra Universitas Pamulang Ibu Dwi Septiani dan Dosen Fikom Ubhara Ibu Metha Madonna, S.Sos, M.Ikom.  Menurut salah satu  panitia, Amanda Siti Nurfahira dari Kelas XII MIPA 9 penyertaan dewan juri dari eksternal sekolah adalah dalam rangka mencapai obyektivitas dalam penilaian dan penentuan pemenang lomba.
Kami dari pihak sekolah dan pendidik hanya membimbing dan mengarahkan. Selebihnya anak-anak yang merancang dan menjalankan  kegiatan. Mereka memang kreatif dan semangat mensukseskan Moonzher Cup, tutur Guru Bahasa Indonesia SMAN 2 Tangsel, Ibu Raden Erti Samsiati, S.S, M. Pd  yang didampingi Ibu Guru Yuni Chairun Nufus, S.Pd.
Berdasarkan hasil seleksi atas 33  artikel yang diterima panitia kemudian diseleksi menjadi 23 peserta yang  terdiri dari sejumlah SMA  di Tangerang, Bogor, Jakarta, Medan dan Surabaya, dimana pada  akhirnya terpilih lima artikel terbaik yaitu karya Lavita Agastya (SMA Santa Ursula BSD), Nathania Sachi Yunita Darmawan (Anderson School), Diandra Edrania Mutiara Syifa (Kharisma Bangsa), Carin Ongwinata (SMA Sutomo 2 Medan) dan selanjutnya karya Kirana Azaya (SMA Plus Pembangunan Jaya). (ariya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H