Mohon tunggu...
Ariyadi Rusdi
Ariyadi Rusdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ariyadi Rusdi

Sekadar menulis, apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Aku Melanesia

1 September 2021   19:59 Diperbarui: 1 September 2021   20:06 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku Melanesia

Aku Melanesia

Bangsa yang berulang kali di hina

Dan dimarjinalkan di dalam dada garuda

Aku Melanesia

Hidup dan berkembang di atas bumi surga

Bumi yang direbut paksa

Dengan dalil kesejahtraan bangsa

Bumi yang kekayaan alamanya distempel hanya milik perusahan saja

Ketika aku bersuara

Ingin mengambil hak-hak yang sudah lama terpenjara

Aku justru dituding sebagai provokasi jenaka

Di cap sebagai separatis negara

Tapi aku hanya bisa tersenyum melihatmu tertawa dalam gembira

Ketika aku marah dan ingin hidup merdeka dari

Keterpurukan rasisme  Aku justru di tangkap, di tembak, di injak-injak dan di penjara. di tanahku di tumpah darahku sendiri.

Apakah Negara sudah mati?

Apakah  Negara sudaha kehilangan cinta?

Lalu kenapa hukum masih saja buta?

Makan Jangan salahkan ketika aku sudah tak percaya hukum-hukum Negara. Sebab aku hanya percaya, hukum dibuat hanya untuk membela kelompok-bermata uang dan kelompok politis Negara.

Bukan untuk bhineka tunggal ika.

Sejak tahun 1962 pemerinta belanda menyerahkan penuh atas tanah papu pada perserikatan bangsa-bangsa kemudian

Melahirkan Perjanjian new york dan papera 1969

bukanlah apa-apa, tetapi bicara tentang papua adalah kemanusiaan

Aku, kamu, dan kita semua

Bagaimana mungkin akan melihat burung cendrawasi bergoyang,

Menari,  dan Melindungi anaknya dari cengkraman singa negara

jika yang tumbuh di kepala hanyalah tai yang mengering di seluruh sel-sel tubuh, dan mengeluarkan bau yang tak sedap?

Ah sudahlah...

Aku Melanesia

Kulit hitam, rambut kriting dan koteka

Aku Papua

adalah wujud panorama paling tua di nusantara

Bukan hindia-belanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun