Mohon tunggu...
Ariyadi Ahmad
Ariyadi Ahmad Mohon Tunggu... Editor - My Blog

"Syukur yang tidak terhingga itu ketika setiap apa yang kita lihat, dengar dan rasakan menjadi inspirasi. Kemudian menumpuk menjadi sampah di tepi kepala, pada akhirnya menjadi ribuan kalimat untuk dapat dibaca".

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bisik(mu)

9 Maret 2012   15:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:18 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diantara riuh, masih kau (sepi) setia menemani

Tak perduli akan sahut mesin itu yang gaduh memecah terik

Seperti udara yang hilir mudik pada paru ku

Kau tetap ada dan tertawa

”Malaikat sekalipun tak mampu mengusir ku.” Bisikmu…

Tidak untuk menakuti

Tidak untuk mendzolimi

Tidak pula untuk menuntun kemurkaan

Ya, untuk melepaskan kerinduan_

Menghancurkan kegalauan

Membius nafsu, yang tak tertekan

Dan segala sesuatu yang terus mengkerdilkan logika

Tuhan begegitu dekat

Mimpi begitu sempurna

”Jangan larut kawan.” Bisikmu…

Lihat logikamu, yang hampir tersisih

Lihat anganmu yang tergantung diawan

Gapai

Terjang

Dan hancur kan..!!!

”Malam-mu masih indah, sampai ku (sepi) kembali nanti.” Bisikmu…

[caption id="attachment_165441" align="alignnone" width="300" caption="Purigading, Desember 2011"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun