Mohon tunggu...
Gede Arix Wahyudhi Jana Putra
Gede Arix Wahyudhi Jana Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Gede Arix Wahyudhi Jana Putra, sedang menjalani perkuliahan S1 Ilmu Komunikasi di STAHN Mpu Kuturan Singaraja, umur saya 19 tahun.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bokek? Tetap Bisa Fashion dengan Thrifting!

18 November 2023   07:36 Diperbarui: 18 November 2023   08:47 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto By Arix Wahyudhi Buleleng Bali 

Thrifting menjadi salah satu trend yang sangat booming di kalangan anak muda, bahkan orang tua, dan menjadi alternatif pemasukan bagi para pedagang pakaian bekas di Indonesia, salah satunya yaitu di Pasar Anyar Singaraja, Bali. Permintaan akan pakaian bekas terus tumbuh karena banyak orang mencari alternatif yang lebih terjangkau dan berkelanjutan dibandingkan dengan barang-barang baru. Hal ini menciptakan peluang bagi para pedagang pakaian bekas untuk menjangkau pasar yang besar. Pedagang pakaian bekas dapat menawarkan beragam barang unik dan gaya yang tidak selalu tersedia di toko-toko konvensional. Ini bisa menarik bagi konsumen yang mencari pakaian yang berbeda.

Pada dasarnya, thrifting adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan berbelanja barang-barang bekas atau secondhand dengan tujuan menghemat uang dan menerapkan prinsip-prinsip keuangan yang bijak. Trend ini berkembang sebagai bagian dari gerakan berkelanjutan yang lebih luas dan kesadaran akan dampak lingkungan dari produksi dan konsumsi barang baru. kegiatan ini memungkinkan membeli barang bekas yang masih sangat layak digunakan karena harganya yang sangat murah meriah.

"Rentang harga pakaian bekas mulai dari 15 ribu hingga 80 ribu saja per pcs". Ujar Mas Andi yang merupakan salah satu pedagang pakaian bekas di Pasar Anyar Singaraja. Salah satu hal yang menarik dalam thrifting adalah kita dapat bernegosiasi dengan penjual untuk mendapatkan harga yang pas. Dan inilah yang menjadikan pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan ketika kita berhasil mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah dari yang ditawarkan awalnya.

"Walaupun merasa sedikit kesal, tetapi kita tetap harus melayani pembeli yang menawar terlalu drastis, dengan cara mencari harga tengahnya, setidaknya kata rugi itu tidak kita jumpai". Hal tersebut disampaikan Mas Yudi pedagang barang bekas lain di Pasar Anyar Singaraja, sabtu (18/11/2023).

Menurut Mas Yudi, alasan menjual barang bekas karena kualitasnya masih bagus, dan harga yang terjangkau, dengan modal kecil-pun kita bisa jualan karena ini adalah salah satu pekerjaan yang paling gampang.

Meski akhir-akhir ini impor barang bekas dari luar negeri dilarang oleh pemerintah dengan alasan mengurangi pembuangan limbah tekstil ke dalam negeri, dan banyak pedagang-pedagang barang bekas yang digusur karena kebijakan tersebut. Harapan Mas Yudi untuk kebijakan tersebut agar lebih diringankan agar pedagang-pedagang seperti kita tidak kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran, ujar nya.

Intinya, thrifting adalah salah satu jalan keluar bagi kita yang mempunyai sedikit uang tetapi masih ingin belanja pakaian bagus, yang dimana kita bisa bernegosiasi dengan pedagang untuk menentukan harga yang pas di kantong. Selain itu, thrifting juga memungkinkan orang untuk mengekspresikan gaya pribadi mereka dengan item-item unik yang sulit ditemukan di toko-toko konvensional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun