Mohon tunggu...
Ni Made Ari Wilani
Ni Made Ari Wilani Mohon Tunggu... Psikolog - Pembelajar kesejahteraan jiwa

Dosen di Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana. Psikolog klinis di Center for Applied Psychology, Psikologi FK Unud Founder ASA Community

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Redakan Stres dan Cemas dengan Meditasi yang Seru, Gimana Caranya?

12 Oktober 2020   14:30 Diperbarui: 12 Oktober 2020   14:42 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menghadapi masa pandemi Covid-19 di tahun 2020, yang sudah berlangsung lebih dari enam bulan, membutuhkan ketangguhan mental yang baik. Badan kesehatan dunia atau WHO pada tanggal 5 Oktober 2020 merilis berita bahwa pandemi Covid-19 telah mengganggu layanan kesehatan mental di sebagian besar negara di dunia dan mengancam kesehatan mental di berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia.

Hasil studi yang dilakukan oleh Vindegaard dan Benros (2020) menunjukkan bahwa pasien Covid-19 menunjukkan adanya tingkat simtom stres pasca trauma (Post-Traumatic Stress Symptoms) dan juga meningkatnya simtom atau gejala depresi.

Masalah kesehatan mental tidak hanya menghantui pasien Covid-19 tapi juga memengaruhi praktisi kesehatan. Artinya, menjaga kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam menghadapi situasi pendemi yang masih berlangsung hingga saat ini.

Keterampilan menjaga kesehatan mental menjadi salah satu keterampilan penunjang hidup yang penting. Ketidakpastian dalam menghadapi situasi pandemi meningkatkan peluang munculnya stres dan kecemasan.

Stres dijelaskan sebagai suatu kondisi pengalaman emosional negatif yang diikuti oleh adanya perubahan (respon fisiologis tubuh, pikiran, maupun perubahan perilaku) yang dilakukan untuk  mengubah situasi yang dianggap menekan (stressful) ataupun mengurangi dampak negatif suatu kejadian (Taylor, 2015).

Stres adalah hal yang normal terjadi dalam kehidupan manusia. Stres yang dialami oleh seseorang secara berkepanjangan dapat memicu timbulnya kecemasan dan masalah kesehatan.

Kecemasan menurut Alan Carr (2003) merupakan suatu kondisi ketika respon terhadap ancaman terlalu berlebihan dan bersifat irasional sehingga seseorang menjadi terlalu takut dan tidak berfungsi dengan optimal di masa kini. Umumnya orang yang mengalami stres berlebihan dan kecemasan yang berkepanjangan dapat mengalami penurunan kualitas hidup.

Stres dan kecemasan yang banyak dialami di masa pandemi seperti saat ini tentunya sangat memerlukan penanganan. Salah satu tritmen yang bisa untuk coba dilakukan adalah menerapkan meditasi.

Hasil penelitian menemukan bahwa meditasi mampu mengurangi kadar stres (Munoz, dkk, 2016) dan menurunkan tingkat kecemasan yang dirasakan seseorang (Hoge, dkk, 2018).

Meditasi menurut Jon Kabat-Zinn (2018) bukanlah tentang mengendalikan pikiran agar menjadi suatu kondisi tertentu yang dianggap sebagai suatu konsep meditasi.

Meditasi lebih pada menyadari semua hal yang sedang terjadi di dalam diri---di sini---saat ini (mindful), lalu menerima semua hal yang disadari sebagai bagian dari realita yang sedang dihadapi. Meditasi tidak harus dilakukan dengan duduk diam. Bagi sebagian orang, meditasi dengan teknik duduk diam dan mengamati "diri" adalah tugas yang sangat sulit dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun