Mohon tunggu...
Wdyaya
Wdyaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

seorang perempuan penyuka warna pink, penyuka puisi, dan pencinta sastra. menulis adalah imajinasi, saya adalah perempuan yang suka menulis apa saja. bagi saya menulis adalah imajinasi tinggi yang harus di asah terus menerus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meminta Maaflah dengan Tulus

25 Maret 2018   16:22 Diperbarui: 25 Maret 2018   16:23 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang keempat adalah melalui surat juga, namun ini adalah surat Elektronik yang sudah kita kenal dengan sebutan E-mail.

Sudah tidak asing lagi nama yang satu ini, semua pasti punya. Dan lebih cepat sampai, penyampaiannya pun bisa serentak di kirim ke beberapa orang. Namun jika ke satu orang saja ini juga masih terbilang kilat dan sopan. Karena E-mail banyak sekali fungsinya. Lebih cepat sampai, praktis dan jika si penerima cepat menerima. Ia pun harus membalasnya dengan bentuk E-mail juga. Artinya ia pun juga harus mempunyai E-mail.

Pesan berantai.

Artinya adalah, jika kamu punya sahabat yang dekat dengannya, namun kamu sungkan dan malu meminta maaf. Bicarakan saja dengan teman dekatnya atau bisa jadi kakak atau adiknya. Untuk kemudian ia menyampaikan pesan kita tersebut padanya. Pesan yang mengatakan bahwa kita memohon maaf telah berbuat salah. Katakan dengan kalimat dan nada yang benar-benar ikhlas bahwa kamu ingin sekali meminta maaf padanya dan berharap ia mau memberikan maafnya.

Itulah beberapa cara bagaimana kita meminta maaf pada seseorang, namun kita malu mengungkapkannya. Apapun caranya dalam meminta maaf itu sangat mulia, ditambah orang yang kita minta dapat dengan lapang menerimanya.

Buat kamu jika ada seseorang yang menurut kamu telah berbuat salah dan sudah meminta maaf maka kamu harus memaafkannya. Siapa tahu dia benar-benar tulus, kalau tidak tulus buat apa dia mengorbankan waktunya untuk mencari alasan terbaik untuk meminta maaf padamu. Toh, tidak ada manusia yang sempurna. Kita yang diminta maaf pun sama sekali bukan mahkluk sempurna bukan? Bahkan tidak sedikit orang yang enggan memberi maaf, merasa dia benar sehingga gengsi memberi maaf atau sebaliknya gengsi meminta maaf. Nah jangan begitu ya gais.

Demikian semoga bermanfaat

 

@Ari_widiyastuti

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun