Mohon tunggu...
Wdyaya
Wdyaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

seorang perempuan penyuka warna pink, penyuka puisi, dan pencinta sastra. menulis adalah imajinasi, saya adalah perempuan yang suka menulis apa saja. bagi saya menulis adalah imajinasi tinggi yang harus di asah terus menerus.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

10 Tips Asik Menghilangkan Rasa Jenuh Saat Menulis

6 Maret 2018   21:52 Diperbarui: 15 Maret 2018   22:18 1507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena dalam menulis artikel, esai, novel dll, itu amat diperlukan riset dan kerangka atau pembuatan potlot yang sebagian akan di tuliskan dahulu di buku atau noted. Maka alat penunjang ini amat diperlukan. Saya pernah buat artikel sebelumnya tentang "Menulis atau Mengetik?" bagaimana notes sangat diperlukan kemanapun kamu berada. Dan menjadi salah satu penunjang kamu dalam menulis.

  1. Mengantuk? Tidur.

Istirahat itu penting. Istirahat yang baik dan perlu adalah tidur. Tentu saja, tanpa tidur kita akan lemas, mata sayu, lingkaran panda terlihat, mata merah, badan letih terlihat. Rutinitas terganggu. Nah tidur awal sangat diperlukan, jangan karena jam malam itu inspirasi banyak, maka kamu jadi begadang deh. Duh itu kan kamu harus punya istirahat cukup jika ingin bergadang. 

Maka bergadanglah yang sehat. "Jangan bergadang kalau tak ada artinya ." Menulis larut malam itu adalah bawaan penulis yang berbeda-beda. Tetapi jika ingin menulis tengah malam yang sunyi dan pasti inspirasi dapat di tangkep-tangkepin tetapi sama saja memaksakan dirimu tanpa asupan vitamin atau tidur yang cukup. Nah sudah jelas kan?

  1. Istirahat sejenak.

Ini sama dengan tips nomor 6, hanya berbeda cara. Istirahat di sini maksudnya adalah seperti misalkan, nonton televisi, main game atau bisa jadi intip deh ponsel kamu.  Berinteraksi dengan teman melalui sosial media di waktu senggang boleh lah. Siapa tau ada info-info kan? Jaman sekarang kita tidak terlepas dari sosial media bukan? Ambillah jalan positip dalam menyikapi sosial media kamu. 

Nonton televisi, televisi itu ada banyak sekali berita yang harus kita ketahui. Jangan asik menulis lupa dan ketinggalan berita. Maka menontonlah untuk meregangkan otak kanan-kiri kita. Main game, jangan dijadikan kebutuhan. Ini banyak yang salah kaprah. Maksudnya mau main game malahan keterusan, keenakan ngumpulin skor. Waduh jangan dong. Ini kan hanya untuk sejenak. Jangan di jadikan kebiasaan. Bukankah kamu akan kembali harus menulis lagi? nah lakukan saja semua itu sejenak.

  1. Matikan atau Abaikan ponsel.

Ini dia yang paling susah-susah gampang. Ponsel nyala, posisi kamu sedang menulis dengan serius, ponsel bunyi, chat masuk. Chat si dia? Ada rasa ingin membacanya. Atau chat siapapun bisa membuyarkan konsentrasi kita. Makanya saya pun menganjurkan matikan ponsel mu saat menulis, meski berat. Lakukanlah dengan ihklas. Karena ikhlas itu amat berat tetapi harus di lakukan. Kamu mau kan hasil maksimal? Matikan saja handphonenya, biar sepi tidak ada lagi yang ganggu. Atau abaikan saja, mungkin dia sedang lelah. Atau malahan setelah selesai menulis kamu yang gangguin mereka. Jangan! Hehehe.

  1. Buang jauh-jauh Masalahmu.

Kenapa dibuang? Kirain sampah saja yang dibuang. Ini pasti sudah paham penjabarannya.

Maksudnya kalau kamu menulis apa mau sambil menanggung masalah? Eh nulisnya malah isinya jadi bikin orang melotot bacanya. Makanya buang dulu masalah kamu. Jangan terlalu mikirin, dia emang begitu, eh. Pastinya saya rasa jangan sampai melibatkan masalah kamu dalam setiap kamu sedang menulis. Diendapkan saja dahulu. Masukan saya sih jangan menulis disaat memendam masalah. Karena masalah yang masih melekat dalam hati ketika menulis akan mengganggu jalan lancarnya tulisan kamu. Akan macet seperti macetnya jalan tol. Kalau tidak percaya lakukan saja ketika kamu lagi ada masalah dengan tidak, lalu kamu menulis. Lihat saja perbedaannya, rasakan. Yang ada isinya penuh emosi.

10. Kopi.

Akhirnya inilah tips terakhir.

Ngopilah, diem-diem baee.  Menulis sambil di samping kita secangkir kopi panas bertengger  yang asap lembutnya melewati hidung kita, lalu kita hirup aromanya. Begitu harum dan memikat hati. Ini mah hampir setiap penulis melakukannya. Karena didalam kopi ada aroma menenangkan dan menyejukkan hati, sama halnya dengan aroma terapi. Ini hal yang sangat dilakukan kebanyakan para penulis, teman sejati yang paling setia yaitu secangkir kopi hangat.  Penunjang teman dalam menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun