Kemudian biasanya sampai rumah, kata inspirasi itu akan saya perluas menjadi tulisan. Takut lupa, makanya saya tulis. Beda jika saya ketik di ponsel. Kenapa saya bilang beda? Karena saya seringnya lupa memindahkan atau membuka kembali ketikan yang saya ketik di ponsel. Pada akhirnya cuma jadi Draft dalam memori ponsel saya. Duh, ngacung deh yang pengalaman sama seperti ini. Draftnya numpuk, lalu malah tulisannya banyak banget, maksudnya draftnya yang banyak banget, hehehe.
Mulai sekarang luangin beli noted kecil buat pegangan kamu (selain duit). Karena kamu akan punya kenangan di situ. Sekarang biar kamu gak bosen banyak kok notes-notes lucu yang dijual-jual di toko buku, yang buat penyemangat kamu menulis.
Sekian ya ulasan saya kalau ada sedikit nyeleneh mohon maaf, sekiranya saya hanya ingin memberi saran yang positip buat kamu-kamu yang suka banget sama dunia menulis, agar semakin semangat menulisnya dengan di temani buku-buku tulis juga.
Teruslah menulis jangan menyerah, tidak apa kita yang masih pemula. Kita akan terus belajar dan belajar sampai pintar. Lalu belajar lagi. belajar dari senior terdahulu. Kemudian belajar terus.
Terakhir, menulis atau mengetik? Dua-duanya sama asyiknya.
Terima kasih
Salam Literasi
@ari_widiyastuti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H