Mohon tunggu...
ari Wibowo
ari Wibowo Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Konten masak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Miris, Anak Kecil Umur 8 Tahun Sudah Dipaksa Mengemis

11 Januari 2023   07:55 Diperbarui: 11 Januari 2023   08:04 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anggi mahardika, tidak pernah menginginkan hidupnya seperti ini yang dipaksa untuk mencari duit dengan cara mengemis. Tapi inilah jalan hidupnya, orantuanya sudah menyuruh anaknya untuk mengemis di lampu merah, sedangkan orang tuanya pergi entah kemana.

Di dekat perempatan lampu merah itu anggi sudah terbiasa meminta minta uang kepada pengendara mobil maupun pengendara motor yang sedang menunggu gantinya lampu merah menjadi berwarna hijau. Dengan bermodalkan plastik bekas permen anggi pun tak segan untuk meminta minta kepada pengendara.

"biasanya sehari dapet 150rb sampai 200rb, nanti 100rbnya dikasi buat ke emak saya, biasanya orang tua saya nungguin di kontrakan. Sisanya nanti aku pake jajan atau ngga aku tabung." ungkap aggi saat diwawancarai, kemarin.

Anggi mahardika mengaku bahwa dirinya sudah putus sekolah saat kelas 3 sd dikarenakan ekonomi keluarganya yang memaksakan dia harus bekerja seperti itu. Padahal dia tetap ingin melanjutkan pendidikanya sebagaimana anak anak seumuran dia yang lainya, karena dipaksa unutuk mengemis juga anggi tidak dapat belajar seperti teman teman lainya.

"kadang kadang suka ngerasa iri, pengen juga ngerasain main kaya temen temen yang seumuran saya, terus kalo pas ngemis hujan ya tetep ngemis walaupun kehujanan."

Menjadi seorang penegemis bukan berarti tidak memiliki resiko, mungkin resiko terkecilnya jika hujan maka dia harus tetap mengemis walau tetap kehujanan, dan resiko terbesarnya bisa saja tertabrak kendaraan baik beroda dua ataupun kendaraan beroda empat. Dengan resiko ini pun anggi tidak pernah berhenti dikarenakan sang orang tua yang menyuruhnya.

"aku tinggalnya lumyan jauh dari sini bang(tempat biasa dia ngemis) aku biasanyaa kalo naik angkot 7 ribu dari rumah, aku tinggal di kontrakan kecil bang sama orang tua aku, aku berangkat dari kontrakan biasanya jam 6 pagi terus pulangnya lagi sekitaran jam 4 sore"

Sangat kasihan melihat anak sekecill itu tidak bisa menikmati waktunya, di jam segitu yang seharusnya dia sedang siap siap pergi berangkat ke sekolah malah sudah harus bekerja untuk mengemis. Dengan kondisi ini pun sangat memperihatinkan sang anak.

"aku berharap banget bisa sekolah kaya temen temen yang lain."

Dengan situasi seperti itu semakin memperkecil peluang untuk meraih cita cita anggi mahardika di kedepan hari, karena salah satu faktor untuk memperbesar peluan utuk meraih cita cita dengan menempuh pendidikan di sekolah formal. Karena cita cita anggi mahardika adalah menjadi seorang Polisi.

"cita cita aku pengen jadi Polisi ka, karena kalo aku jadi polisi aku bisa bantu banyak orang terus juga polisi keliatan keren ka."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun