Dalam Islam, Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa agar kita saling mengenal, bukan saling bermusuhan. Nabi Muhammad SAW juga memberi contoh bagaimana hidup damai dalam keberagaman. Dalam membangun masyarakat Madinah, Nabi merancang Piagam Madinah, yaitu seperangkat aturan yang menjamin bahwa semua kelompok, baik Muslim maupun non-Muslim, dapat hidup berdampingan dengan hak dan bertanggung jawab yang sama.
 Contoh lainnya adalah para sahabat Nabi dari berbagai latar belakang. Salman Al-Farisi dari Persia, Bilal bin Rabah dari Ethiopia, dan Suhaib Al-Rumi dari Roma, semuanya diperlakukan sama dan menjadi bagian penting dalam dakwah Islam. Sikap Nabi tersebut menunjukan bahwa keberagaman bukanlah sebuah penghalang, namun justru berpotensi mempersatukan demi tujuan yang lebih besar.
Ketika Perbedaan Menjadi Alasan Perselisihan
Beberapa perselisihan di Indonesia menggambarkan bagaimana individu atau kelompok memahami perbedaan dengan salah. Konflik di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah dan kerusuhan di Sampit menunjukan bahwa ketidakpahaman tentang pluralisme dapat menyebabkan bencana.Â
Politik identitas sering kali memperburuk keadaan, seperti yang terlihat dalam konflik politik yang memecah Masyarakat berdasarkan agama atau etnis. Ini adalah tantangan besar bagi kita semua, bagaimana kitab isa menyampaikan bahwa perbedaan itu wajar dan perlu dihargai.
Membangun Persatuan di Tengah Perbedaan
Perpecahan hanya akan terjadi jika kita tidak bisa menghargai pentingnya saling menghormati. Pendidikan tentang toleransi harus ditegaskan mulai dari keluarga dan sekolah. Pemerintahan dan Masyarakat juga perlu mengambil Tindakan tegas terhadap siapa saja yang mencoba memanfaatkan perbedaan untuk kepentingan pribadi atau politik.Â
Akhirnya, setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menjaga keharmonisan ini. Sebagai rakyat Indonesia, kita seharusnya menghormati perbedaan. Seperti yang diungkapkan pepatah, "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh." Mari kita gunakan perbedaan sebagai peluang untuk mendekat, bukan untuk menjauh.
Â
Ari Wahyu RamadhanÂ
Â
Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UINSA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H