Dalam era digital yang terus berkembang, JavaScript telah menjadi salah satu bahasa pemrograman paling populer dan serba bisa di dunia pengembangan web. Sejak diperkenalkan pertama kali pada tahun 1995 oleh Brendan Eich, JavaScript telah berkembang pesat dan menjadi pilar utama dalam pengembangan aplikasi web modern.
JavaScript, sebuah bahasa pemrograman yang awalnya hanya digunakan untuk membuat website lebih interaktif, kini telah berkembang menjadi salah satu pilar utama dalam dunia pengembangan aplikasi web modern. Sebagai mahasiswa Teknik Informatika, saya ingin berbagi pandangan dan pengalaman saya tentang perjalanan belajar menjadi Fullstack Developer dengan JavaScript. Artikel ini akan membahas mengapa JavaScript adalah pilihan terbaik, apa keunggulannya, dan alasan pribadi saya memilih bahasa ini.
Apa itu Fullstack Developer?
Fullstack Developer adalah profesional teknologi yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan aplikasi web dari sisi frontend (antarmuka pengguna) hingga backend (server dan database). Mereka menguasai seluruh "stack" teknologi yang diperlukan dalam pengembangan aplikasi web modern.
Kenapa Harus JavaScript?
Menurut survey Stack Overflow 2024, JavaScript masih jadi bahasa pemrograman paling populer dengan 65% developer di seluruh dunia menggunakannya. Gak heran sih, soalnya
JavaScript telah menjadi bahasa universal dalam dunia web development. Lebih dari 98% website di dunia menggunakan JavaScript, menjadikannya salah satu bahasa pemrograman yang paling relevan hingga saat ini. Apa yang membuat JavaScript begitu istimewa?
Keunggulan JavaScript untuk Fullstack Development
1. Pengembangan Web Interaktif dan Interaktif :
- JavaScript memungkinkan pengembang untuk membuat halaman web yang dinamis, seperti formulir interaktif, galeri gambar, dan konten yang diperbarui secara real-time tanpa harus memuat ulang halaman.
2. Produktivitas yang Tinggi
Kemampuan untuk menggunakan satu bahasa di seluruh stack development sangat meningkatkan produktivitas. Tidak perlu context switching antara bahasa yang berbeda, memungkinkan development yang lebih cepat dan efisien.
- Frontend: React, Vue.js, atau Angular mempermudah pengembangan antarmuka yang dinamis dan responsif.
- Backend: Server-Side Development, dengan Node.js, JavaScript dapat digunakan di sisi server untuk membuat aplikasi yang scalable dan efisien.
- Aplikasi Mobile: Framework seperti React Native memungkinkan pengembang menggunakan JavaScript untuk membuat aplikasi mobile cross-platform.
- Aplikasi Desktop: Electron memungkinkan pengembangan aplikasi desktop lintas platform.
3. Kemudahan Belajar
- Sintaks JavaScript relatif mudah dipahami, bahkan untuk pemula.
berikut contoh code nya
- Banyak sekali resource gratis seperti tutorial, video, dan dokumentasi resminya seperti MDN Mozilla dan W3Schools
- Komunitas global yang besar seperti Stack Overflows yang elalu siap membantu jika terjadi kesulitan seperti terjadi Error dalam kodingan . Di Indonesia pun juga ada komunitas nya yang ada di platform Facebook dan Discord Bernama Javascript Indonesia
4. Peluang Karir yang Luas
- Banyak perusahaan teknologi besar dan startup membutuhkan Fullstack Developer.
- Gaji yang kompetitif di berbagai level pengalaman. Rata-rata gaji JavaScript Developer di Indonesia: IDR 8-25 juta/bulan (sumber: Glassdoor 2024). 70% lowongan IT di Indonesia butuh skill JavaScript (sumber: JobStreet 2024)
- Fleksibilitas untuk bekerja remote atau menjadi freelancer.
Kenapa Saya Memilih JavaScript?
Sebagai mahasiswa Teknik Informatika, saya sempat bingung memilih bahasa pemrograman untuk ditekuni. Namun, JavaScript menarik perhatian saya karena fleksibilitas dan potensinya. Berikut alasan pribadi saya:
1. Fleksibilitas
Dengan JavaScript, saya bisa membuat berbagai jenis aplikasi tanpa harus belajar banyak bahasa lain. Ini sangat efisien untuk seorang mahasiswa dengan waktu yang terbatas.
2. Belajar Langsung Tanpa Ribet
JavaScript dapat langsung dicoba di browser tanpa perlu menginstal software tambahan. Hal ini sangat memudahkan saya untuk mulai belajar.
3. Dukungan Komunitas yang Kuat
Di kampus, banyak teman yang juga belajar JavaScript. Selain itu, komunitas online sangat membantu saat saya menghadapi masalah dalam coding.
4. Performa yang Tinggi untuk Development
Dengan munculnya mesin JavaScript yang sangat cepat seperti Google V8, performa JavaScript telah meningkat secara signifikan, membuatnya mampu menangani aplikasi yang kompleks dan berat.
5. Versetile dan Ekosistem yang Kuat
JavaScript dapat digunakan untuk berbagai jenis pengembangan, termasuk front-end, back-end, dan mobile. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang fleksibel bagi pengembang. Dan Ekosistem JavaScript sangat luas, dengan banyak library dan framework yang membantu pengembang dalam membangun aplikasi dengan cepat dan efisien. Contoh populer termasuk React, Angular, Vue.js, dan Node.js.
Tips Belajar JavaScript
Berikut beberapa tips dari pengalaman saya saat belajar Javascript:
1. Mulai dari Dasar
Mulai belajar dari yang simple seperti belajar HTML & CSS Konsep,Jangan terburu-buru belajar framework. Kuasai dulu JavaScript dasar, termasuk konsep seperti DOM,Asynchronous programming.
2. Buat Proyek Personal
Cobalah membuat proyek sederhana seperti aplikasi to-do list, portfolio website, atau bahkan cloning aplikasi populer.
3. Aktif di Komunitas
Ikut grup diskusi, hackathon, atau kontribusi ke proyek open-source untuk memperluas wawasan.
4. Sumber Belajar Javascript
Berikut ini merupakan Sumber belajar Javascript yang sering saya pakai
- freecodecamp.org (gratis!)
- w3schools.com (buat reference)
- MDN Mozilla (Dokumentasi Resmi Javascript)
- YouTube: Web Programming UNPASÂ
Kesimpulan
Sebagai mahasiswa yang sedang menjalani perjalanan menjadi Fullstack Developer, saya melihat JavaScript sebagai pilihan yang tepat. Kemudahan mempelajarinya sambil kuliah, fleksibilitas dalam pengembangan aplikasi, dan peluang karir yang luas membuat JavaScript menjadi investasi waktu yang berharga.
Bagi mahasiswa lain yang masih ragu, saya sangat merekomendasikan untuk mencoba JavaScript. Mulailah dengan proyek kecil, bergabung dengan komunitas, dan jangan takut untuk bereksperimen. Yang terpenting adalah konsistensi dalam belajar dan praktik.
JavaScript mungkin bukan bahasa termudah atau terbaik untuk semua kasus, tapi kemampuannya sebagai bahasa fullstack membuatnya menjadi pilihan praktis bagi mahasiswa yang ingin membangun karir di dunia pengembangan web. Dengan dedikasi dan pembelajaran berkelanjutan, menjadi Fullstack JavaScript Developer adalah target yang sangat realistis untuk dicapai bahkan sambil menjalani kuliah.
Mulai dari yang kecil, konsisten belajar, dan jangan takut error. Karena setiap error adalah pelajaran baru. Ready to start your JavaScript journey? Let's code! 🚀
ini baru awal perjalanan saya. Masih banyak yang harus dipelajari, tapi excited banget buat terus berkembang! Keep learning, guys! 💪
Sumber Referensi :Â
Jeff Cogswell (2023) : Â https://www.dice.com/career-advice/how-to-become-a-full-stack-javascript-developer
Linkedin, Â https://www.linkedin.com/pulse/what-full-stack-javascript-development-pros-cons-common/
Codepolitan, Â https://www.codepolitan.com/blog/kamu-javascript-developer-wajib-baca-ini-deh/
 Dicoding, https://www.dicoding.com/blog/apa-itu-full-stack-developer-keahlian-keahlian-yang-harus-dikuasai/
 Lia H (2024), https://msbu.co.id/blog/full-stack-developer-mengapa-perannya-semakin-dibutuhkan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI