Mohon tunggu...
Arivin Dangkar
Arivin Dangkar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Arivin Dangkar atau sering dipanggil Arivin memiliki hobi membaca dan menulis. Ia lahir di kampung Cekalikang pada tanggal 24 Oktober 2000 dari pasangan Yosef dan Yuliana. Kemudian menempuh pendidikan di Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan di kampus, Arivin bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Jurnalistik PBSI dan pernah menjabat sebagai anggota BEM di bidang departemen Infokom.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bayang-Bayang di Balik Janji Pancasila

1 Juni 2024   11:04 Diperbarui: 2 Juni 2024   17:00 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami hidup dalam janji-janji yang indah nan nyata

Namun, di balik kata-kata bijak yang berwibawa

Tersembunyi bayang-bayang keadilan yang hampa


Ketuhanan Yang Maha Esa, semboyan suci

Tapi mengapa masih ada yang dicaci maki?

Di mana hak para ateis dan agnostik berdiri

Jika Tuhan menjadi syarat untuk diakui?


Kemanusiaan yang adil dan beradab terucap

Namun mengapa pelanggaran HAM masih meruap?

Rakyat kecil teriak menuntut hak yang dilanggar

Tapi jawabannya hanya janji yang kian pudar


Persatuan Indonesia, semboyan kebanggaan

Namun minoritas seringkali terpinggirkan

Di bawah persatuan, di mana keragaman dihormati?

Ataukah kita hanya memupuk seragam tanpa hati?


Potret Keluarga di Perkampungan Tradisional Wilayah Sumba, NTT. (Dok: Shutterstock)
Potret Keluarga di Perkampungan Tradisional Wilayah Sumba, NTT. (Dok: Shutterstock)

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

Tapi kenapa suara rakyat tak lagi didengung?

Di balik tirai kuasa, korupsi menggulung

Apakah hikmat kebijaksanaan hanya bayang semu yang murung?


Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Tapi mengapa kemiskinan masih merajalela dengan cepat?

Janji kesejahteraan hanya angin berlalu

Di mana keadilan yang sejati, yang dijanjikan padaku?


Pancasila, cermin dari cita-cita luhur,

Namun mengapa realita penuh dengan duri yang menyusur?

Wahai pemimpin, dengarlah jeritan kami,

Jadikan Pancasila nyata, bukan sekadar ilusi!


Bumi, 1 Juni 2024.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun