Agama memiliki peran sentral dalam membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat Desa Golo Ndele. Mayoritas penduduk desa ini menganut agama Katolik, yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan sosial mereka selama bertahun-tahun.Â
Gereja menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial, tempat di mana hubungan antar warga diperkuat dan nilai-nilai moral diajarkan dan dipertahankan.
Agama Katolik tidak hanya menjadi ritual keagamaan semata, tetapi juga menjadi perekat sosial yang menghubungkan berbagai lapisan masyarakat dalam sebuah kesatuan yang kokoh.Â
Nilai-nilai solidaritas, kebersamaan, dan tolong-menolong tercermin dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan atmosfer yang hangat dan harmonis di antara penduduk desa.
Geografi dan Sejarah: Fondasi Identitas Desa
Desa Golo Ndele tidak hanya didefinisikan oleh kehidupan sehari-hari, tetapi juga oleh lokasi geografisnya dan sejarah yang panjang. Terletak di Kecamatan Kota Komba Utara, desa ini menghadap ke berbagai arah yang disegani oleh desa-desa tetangga, seperti Desa Paang Leleng, Golo Tolang, Golo Lidi, dan Rana Masak.Â
Batas-batas administratif ini tidak hanya menandai wilayah fisik desa, tetapi juga keterkaitannya dengan masyarakat sekitar.
Sejarah Desa Golo Ndele mencerminkan proses pemekaran dan pembentukan yang kompleks dalam struktur administratif pemerintahan.Â
Pada tahun 2013, desa ini terlahir dari pemekaran Desa Paang Leleng, sebuah tonggak penting dalam perkembangan sosial dan politik di wilayah ini. Hierarki tradisional masyarakat desa ini tercermin dalam keberagaman suku yang ada, menunjukkan warisan budaya yang kaya dan beragam.
Kearifan Lokal dan Pendidikan: Inspirasi dari Ki Hajar Dewantara
Pernyataan Ki Hajar Dewantara, "setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah," menyoroti esensi pendidikan sebagai proses holistik yang melibatkan seluruh aspek kehidupan.Â