Kali ini bahasan kita tentang normal dan abnormal dalam psikologi. Ternyata normal dan abnormal dalam psikologi itu `beti` lohh alias beda tipis. Disimak baik-baik ia J
Perlu di garis bawahi bahwa penderita gangguan jiwa bukanlah seseorang yang harus ditakuti atau di jauhi. Banyak pemberitaan di media massa mengenai penanganan yang tidak sewajarnya dilakukan untuk penderita gangguan jiwa, sehingga akhirnya kita berasumsi bahwa penderita gangguan jiwa adalah seseorang yang mengerikan sehingga kita harus menjaga jarak dengannya. Kita harus merubah paradigma seperti ini, karena bagaimanapun penderita gangguan jiwa adalah manusia yang sebenarnya kalau dia masih bisa memilih dia ingin menjadi normal seperti kita.
Gangguan kejiwaan memiliki beberapa pengertian:
a.Menyimpang dari standar kultural atau sosial
Tidak ada tingkah laku yang abnormal selama masyarakat menerimanya. Ini artinya tidak ada masyarakat yang sakit, karena ukuran sehat ada pada masyrakat itu sendiri. Ada satu contoh mengenai suatu suku bangsa tertentu, yang ketika ada diantara mereka yang di permalukan di muka umum, masalahnya diselesaikan dengan salah satu atau kedua-dua dari mereka melepas nyawa. Kita tidapat menyalahkan pandangan hidup mereka yang seperti itu, karena itulah yang mereka anggap baik. Nahh pandangan seperti inilah yang disebut dengan “Relativitas Budaya”.
b.Ketidakmampuan menyesuaikan diri
Pandangan ini menyatakan bahwa perilaku abnormal adalah perilaku yang maladaptif ketika individu berada dalam kondisi atau situasi yang yang menuntutnya melakukan tindakan menyesuaikan diri dengan baik. Mengenai masalah penyesuaian diri ini, M. Jakoda, seorang ahli kesehatan mental, menegaskan lagi dengan menyebutnya sebagai “penyesuaian diriyang aktif”. Artinya, penyesuaian diri itu harus secara tegas merupakan inisiatif individu yang bersangkutan, bukan sekedar usaha untuk dapat bertahan dalam suatu situasi yang menekan tetapi tidak dapat dihindari.
c.Menyimpang secara statistik, violasi atas norma sosial
Norma-norma numerik, yang didasarkan pada prosedur statistik, dapat dijadikan landasan bagi pengelompokkan perilaku: ada yang paling sering terjadi, rata-rata terjadi, dan sekali-sekali terjadi. Maka yang rata-rata itu menunjukkan orang-orang yang tergolong normal, sedangkan yang sangat sering atau sangat jarang, abnormal.
Orang yang taraf kecerdasan antara 90 dan 110 adalah orang yang kecerdasannya tergolong normal. Dibawah 90 adalah abnormal atau subnormal. Diatas 110 juga dinamakan abnormal, tetapi bukan sub melainkan di atas normal atau above average bahkan selanjutnya superior.
That`s it. Thank you for reading
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H