Mohon tunggu...
Ariva Devia
Ariva Devia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

edukasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemanfaatan Media Pembelajaran untuk Menciptakan Lingkungan Kelas SD

5 Juni 2022   13:35 Diperbarui: 5 Juni 2022   13:57 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Alternatif Penciptaan Laboratorium SD yang Efektif)

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pada materi pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan peserta didik, dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Ibrahim dkk, 2000, p.4). Tanpa memanfaatkan media tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai secara maksimal.

Untuk mempermudah pemahaman kita tentang media pembelajaran, terdapat beberapa jenis media dan pengelompokannya. media pembelajaran, terdapat beberapa jenis media dan pengelompokannya. Menurut Abdorrakhman (2010, p.141), terdapat empat macam media pembelajaran, yaitu:

1) Media visual, adalah media non elektronik yang hanya dapat dilihat, yakni meliputi: papan tulis, white board, flannel board, flip chard, poster model atausolid aid.

2) Media audio, adalah media yang hanya dapat didengar, contohnya: amplifier, radia, tape-recorder, SD player. Gitar dan gamelan.

3) Media audiovisual, adalah media yang dapat didengar dan dilihat. Misalnya: slide proyektor, televise, film strip proyector, video plater, dan DVD player,computer.

4) Multimedia, adalah media yang menampilkan materi pembelajaran dengan segala keunggulannya, yakni menampilkan berbagai teknik penyajian dengan memanfaatkan teknologi computerdan LCD projector sebagai alat utamanya.

bagi peserta didik media pembelajaranlah satu-satunya yang utama untuk dipenuhi. Melalui pemenuhan kebutuhan tersebut, pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran  lebih dapat dikuasai. Dengan demikian, memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik diperlukan.

Lingkungan Kelas SD yang dilengkapi dengan berbagai tampilan media pembelajaran, jika akan digunakan untuk kepentingan sebagai "model" tentunya cukuplah satu kelas saja, karena memungkinkan kelas itu di samping dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran tematik-integratif, juga dapat difungsikan sebagai kunjungan. Misalnya: dengan tema Indahnya kebersamaan di kelas IV,dengan materi cerita Malin Kundang. 

Cerita itu disajikan pada peserta didik melalui video yang dapat dilihat dan didengar. Tampilan dalam video tersebut memungkinkan peserta didik untuk mempelajari IPA tentang hukum Archimedes. Diajaklah para peserta didik untuk berpindah ke sudut IPA. Di sudut itu terdapat media yang dapat memperjelas pemahaman mereka tentang bukti hukum Archimedes tersebut. Di sana terdapat baskom besar yang diisi air dan dilengkapi dengan kapal-kapalan. 

Ketika guru akan menjelaskan asal daerah cerita Malin Kundang dan budaya di daerah tersebut, diajaklah mereka ke sudut IPS. Di sudut IPS itu terdapat daerah yang memperjelas pemahaman peserta didik tentang asal dan budaya daerah dari cerita tersebut. Ketika guru akan meminta peserta didik untuk menceritakan kembali cerita Malin Kundang, dengan memperhatikan struktur bahasa dan ejaan yang benar, diajaklah mereka ke sudut bahasa. Di situlah guru dapat memperjelas cara menulis cerita dengan struktur bahasa dan penggunaan ejaan yang benar. Ketika guru akan membelajarkan tentang konsep perkalian/pembagian berdasarkan gajinya Malin Kundang, diajaklah mereka ke sudut matematika. Itulah gambaran sepintas tentang perlunya Lingkungan Kelas SD melalui sudut-sudut mata pelajaran di SD. Oleh karena itu perlu pengaturan yang baik agar kelas tidak dikatakan sebagai gudang.

Memanfaatkan media pembelajaran dan diatur berdasarkan sudut-sudut mata pelajaran yang dipelajari di kelas itu, berarti guru sekaligus menciptakan Lingkungan kelas untuk kepentingan kelasnya sendiri. Dengan memanfaatkan media pembelajaran, di samping menanamkan nilai pendidikan juga menanamkan nilai pembelajaran.

Selain dapat mengembangkan kreativitas berpikir peserta didiknya melalui pemanfaatan media pembelajaran untuk penciptaan Lingkungan Kelasnya yang efektif, juga dapat menerapkan metode pembelajaran secara kontekstual. Peserta didik, mendapatkan pengalaman nyata dan langsung selama mengikuti pembelajaran. 

Mereka tidak hanya sekedar membayangkan saja, namun mereka yang merasakan sendiri, karena mereka mampu menghayati, memahami, memaknai, mempraktikan sendiri dan melakukannya sendiri. Dengan demikian, peserta didik mendapatkan pengalaman yang berharga dan mereka memperoleh pengetahuan, pengalaman, pemahaman, yang berguna dalam kehidupannya secara nyata. 

Dari pengertian tersebut, diharapkan dengan memanfaatkan media yang terorganisir dalam kelas secara baik, antara guru/peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran lebih baik pula, lebih hidup dan lebih bermakna, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Pemanfaatan Lingkungan Kelas SD yang efektif memungkinkan peserta didik dapat belajar apa saja di kelasnya, karena lingkungan kelas efektif menyediakan berbagai sarana penunjang dan pendukung semua mata pelajaran yang ada di kelas yang bersangkutan. Melalui keaktifan dan kekreatifan guru bersama dengan peserta didiknya diharapkan pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Lingkungan Kelas SD tersebut, hendaklah mampu memberikan nuansa ke-SD-an melalui penyajian sarana belajar yang berupa media pembelajaran yang ditata secara proporsional melalui sudut-sudut mata pelajaran yang ada di SD dan di kelas itu. Mulai sekarang kita sebagai pembelajar dan pengajar hendaklah berani mencoba tampil beda dibandingkan sebelumnya dalam penciptaan Lingkungan Kelas SD yang dimaksud. 

Kelas perlunya diwujudkan, diatur, dikelola, dan ditampilkan bersama peserta didik di dalam kelas, yang ditampilkan melalui sudut-sudut mata pelajaran yang dipelajari di kelas itu. 

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajak peserta didik untuk membuat bersama-sama pada kajian mata pelajaran tertentu. Guru tidak harus menunggu perintah saat akan berkreasi, namun melalui tindakan yang terpuji tentulah disetujui. 

Guru tidak harus menunggu bahan setelah disediakan bahan, namun dapat memanfaatkan lingkungan yang ada untuk membuat bersama-sama dengan peserta didik, dan memanfaatkan media yang ada di sekolah, sehingga dapat mendukung terciptanya Lingkungan Kelas SD yang dapat difungsikan sebagai alternative Penciptaan Laboratorium SD yang Eefektif.

Daftar Pusaka

Abdorrakhman, G. (2010). Esensi praktis belajar dan pembelajaran. Bandung: Humaniora

Sardiman, A.S, dkk. (2014). Media pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Suwito, Umar. (Tanpa tahun). Lingkungan kelas sebagai sumber belajar. Yogyakarta: Fakultas llmu Pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun