Ambon tanah kelahiranku yang sangat dikenal berkat wisata alamnya yang memukau. Kota yang berada di bagian Timur Indonesia ini memang selalu menyimpan banyak cerita unik. Baik dari kami masyarakatnya, hingga keindahan alamnya.
Kota tersebut dihuni oleh masyarakat yang mayoritas berkulit gelap. Meski demikian, orang Ambon memiliki gurat wajah yang manis. Banyak yang bilang nona Ambon itu hitam manis, seperti saya, heheh.
Mungkin luas Kota Ambon tidak seberapa, termasuk kecil dan sempit Kota Ambon ini, tapi jangan dikira hati orang Ambon sempit juga, karena walaupun Kotanya sempit tapi hati tiap orang Ambon itu sangat luas seluas samudra. Banyak kelebihan yang ada di Kota Ambon ini, selain suara khas yang dimiliki, orang Ambon juga sangat santun. Kalau ada yang sering menyangka orang Ambon itu jahat karena perawakannya yang lumayan sangar, jangan takut, itu hanya tampilan luarnya aja, dalemnya wuiih selembut es krim. Masyarakat Ambon itu ibarat pohon sagu, luarnya berduri namun dalamnya putih bersih.
Kalau bilang Ambon, yang pertama diingat selain yang sudah ditulis diatas itu, pasti keindahan pantainya. Yup, Pantai di Kota Ambon Maluku itu sama manis dengan nona Ambon. tak jarang berkat keindahan pantai di Maluku sehingga menarik wisatawan dalam dan luar negri berdatangan, tak hanya sekali mereka akan datang lagi, lagi dan lagi. Nggak percaya? tanya aja Bung Chicko Jericko.
Sayang sungguh sayang, walaupun seindah apapun kalau kotor yah sama aja. Seiring dengan semakin maju nya zaman dan berubahnya gaya hidup masyarakat, maka semakin rendah pula kesadaran masyarakat akan kebersihan. Mungkin itu ya yang sering dibilang degradasi mental.Â
Hasil-hasil survei internasional sering menunjukkan bahwa dalam hal yang baik, angka untuk Indonesia cenderung rendah, tetapi dalam hal yang buruk cenderung tinggi. Oleh karena itu perlu adanya Revolusi Mental seperti yang sudah dicanangkan oleh Pemerintah. Seperti halnya Revolusi mental yang menjadi suatu keharusan agar bangsa dan negara ini menjadi lebih baik, maka Kebersihan itupun merupakan keharusan, bagian dari kebutuhan manusia. Apa yang terjadi 5 sampai 10 tahun kedepan kalau kebersihan saja gampang kita sepelekan. Karena Kita adalah penggerak Revolusi mental, maka sejak beberapa tahun yang lalu saya dengan teman-teman komunitas Anak Muda sering melaksanakan bersih bersih pantai yang biasa kami sebut Save Ambon Bay atau Kalesang Teluk Ambon.
Kondisi topografi Kota Ambon sangat mempengaruhi perkembangan dan pembangunan kota yang cenderung bergerak secara linier mengikuti sepanjang pesisir pantai teluk Ambon. Oleh karena itu banyak aktivitas masyarakat yang dilakukan di sepanjang teluk, juga terkait pasar pasar apung yang dibangun di sepanjang pantai teluk Ambon, sehingga menyebabkan sampah yang dibuang begitu saja di pantai teluk Ambon.Â
Rasanya miris juga kalau melihat keadaan pantai teluk yang indah berubah menjadi tempat sampah. Syukurlah didukung dengan niatan yang tulus dari beberapa anak Muda Ambon yang kreatif, inovatif dan peduli lingkungan tiap sabtu dan minggu kami membersihkan sepanjang pantai teluk Ambon. Awalnya hanya beberapa orang saja yang memulai, berjalan sepanjang pesisir dan memungut sampah, kadang disangka orang gila oleh penduduk sekitar yang bermukim di pesisir, atau bahkan kami dikira pemulung sampah. Tidak mengapa, kami melakukan semua itu dengan harapan agar masyarakat disekitar pesisir menjadi enggan untuk membuang sampah di pesisir pantai dan teluk Ambon.
Cara kami mengajak masyarakat untuk mencintai kebersihan mungkin agak unik, karena kalau biasanya penuh dengan ajakan, himbauan untuk tidak membuang sampah sembarangan, hingga agak mengkritisi masyarakat. Kami malah lebih melow, mengajak dengan hati dan tindakan sebagai contoh dari kami. Tiap minggu kami membersihkan sampah yang mereka buang sehari-hari, awalnya mereka marah-marah dan kadang mencibir: paling besok udah nggak dibersihin lagi. Eh, ternyata tiap minggu kami balik lagi untuk membersihkan sampah yang mereka buang sembarang sampai masuk ke Teluk. Apa yang terjadi selanjutnya? sama seperti batu yang jika terus disiram air akan hancur juga, akhirnya hati mereka luluh, masyarakat pesisir jadi enggan dan malu untuk buang sampah sembarang di sekitar pesisir teluk, malah sekarang mereka beserta anak-anak kecil sekitar ikut juga menjaga kebersihan di sekitar Teluk Ambon. Bukankah indah kalau sudah bersih? kita jadi bisa tersenyum lebar ketika mata memandang tak ada sampah.
Â
"Hari ini seluruh warga kota Ambon mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bersama-sama membersihkan lingkungan, baik laut, darat, daerah aliran sungai dan pesisir Teluk Dalam Ambon" itulah yang dikatakan oleh Walikota Ambon pada pencanangan Program Jumpa Berlian 22 April 2012, sekaligus memperingati Hari Bumi, dan Hari sampah Sedunia tgl 23 April 2012.
Sudah bersih, nyaman, sekarang Kota Ambon dengan tema yang baru lagi di Tahun 2016 ini yaitu Ambon Ceria. Semoga masyarakat Kota Ambon selalu ceria dengan sering menebarkan senyum, salam dan sapa kepada semua orang. Dalam Islam saja sudah diterangkan bahwa senyum adalah ibadah. Bila berat melakukan ibadah yang lain,maka tersenyumlah itu adalah hal paling kecil namun bermanfaat besar. Senyum itu sehat, bikin awet muda. Senyum itu dapat mempererat persaudaraan. Mana bisa rusuh kalau senyum terus, yang ada musuh pun bakal jadi kawan tuh. Jadi, marilah kita semua menggerakan budaya hidup bersih dan senyum. Jangan lagi buang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya. Jika tempat sampah jauh, tidak ada salahnya menjadikan kantong / saku sebagai tempat sampah sementara, daripada dibuang sembarangan. Mending disimpan dulu di saku baju atau celana hingga menemukan tempat sampah, Saya kira itu adalah hal bijak yang bisa kita semua laksanakan. Lalu, tersenyumlah kawan. Dunia memang kejam, tapi janganlah kita memasang muka yang kejam juga, pasanglah wajah yang penuh dengan senyuman. Mulailah Pagi dengan tersenyum dan berpikir positif, maka sepanjang hari akan terasa inidah dan menyenangkan. Â
Salam Manise dari Teluk Kota Ambon yang ManisÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H