Mohon tunggu...
Aristyanto (Ais) Muslim
Aristyanto (Ais) Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

Saya memiliki hobi membaca dan mencari baik ilmu dan pengalaman di buku dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pilkada sebagai amanah atau ajang unjuk gigi

25 Oktober 2024   08:26 Diperbarui: 25 Oktober 2024   08:35 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Pada hari yang penuh berkah ini, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dalam perjalanan hidup, kita sering dihadapkan pada berbagai pilihan, salah satunya adalah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Pilkada ini adalah momen penting yang akan menentukan masa depan kita, daerah kita, bahkan anak-anak kita. Oleh karena itu, jangan meremehkannya. Ini bukan sekadar urusan politik, melainkan amanah besar dari Allah yang akan kita pertanggungjawabkan kelak.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Kita harus sadar bahwa di tangan kita, masa depan generasi mendatang dipertaruhkan. Harapan mereka untuk hidup yang lebih baik bergantung pada keputusan yang kita buat hari ini. Apakah kita rela mengabaikan amanah ini? Apakah kita akan membiarkan anak-anak kita hidup dalam kesulitan akibat salah memilih pemimpin? Pilkada bukan hanya soal siapa yang akan memimpin, melainkan tentang arah masa depan daerah kita. Kita harus memilih pemimpin yang amanah, yang memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan hanya kepentingan pribadi.

Pilkada bukanlah sekadar soal menang atau kalah, melainkan soal memilih pemimpin yang dapat membawa kita menuju kesejahteraan atau malah kehancuran. Pilihlah pemimpin yang peduli pada rakyat, yang takut kepada Allah, dan berjuang untuk keadilan serta kebaikan. Kita harus memilih dengan hati nurani, penuh takwa, dan pertimbangan yang matang.

Jamaah yang berbahagia,
Bayangkan jika di masa depan anak-anak kita bertanya, "Kenapa daerah kita tertinggal? Kenapa kami hidup dalam kekurangan?" Apa yang akan kita jawab? Apakah kita akan mengakui bahwa kita tidak peduli saat memilih pemimpin, terpengaruh oleh politik uang atau fanatisme sempit? Ingatlah, setiap suara yang kita berikan adalah bagian dari perjuangan menegakkan keadilan dan akan menjadi saksi di hadapan Allah SWT pada hari kiamat nanti.

Allah SWT berfirman dalam QS An-Nisa: 58: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil."

Jamaah yang dirahmati Allah,
Pilkada adalah ujian dari Allah. Apakah kita akan tergoda oleh rayuan dunia yang sementara? Rasulullah SAW bersabda, "Laknat Allah atas pemberi suap dan penerima suap." Jangan tergoda oleh uang atau janji manis. Ingatlah bahwa uang yang didapat dengan cara yang salah akan menjadi bara api yang membakar kita di akhirat. Apa gunanya harta yang fana jika harus dibayar dengan siksaan abadi di akhirat nanti?

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Mari kita renungkan apa yang akan terjadi jika kita salah memilih pemimpin. Jika kita memilih seseorang yang tidak amanah, yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan orang-orang di sekitarnya, apa yang akan terjadi pada rakyat kecil? Bagaimana nasib para petani, nelayan, buruh, dan mereka yang lemah? Apakah kita rela melihat mereka hidup dalam penderitaan akibat kesalahan kita dalam memilih pemimpin?

Pilkada adalah bentuk tanggung jawab kita. Kita semua adalah pemimpin, baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Ketika kita memilih, kita sedang menunaikan amanah kepemimpinan ini. Jika kita memilih dengan niat yang tulus dan benar, insya Allah pilihan kita akan membawa kebaikan bagi semua pihak.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Sebagai umat Islam, kita tidak boleh acuh tak acuh terhadap Pilkada. Jangan memilih untuk tidak berpartisipasi (golput)! Golput bukan solusi. Diam berarti menyerahkan masa depan kita kepada orang lain yang mungkin tidak peduli dengan kebaikan umat. Jangan biarkan ketidakpedulian kita merusak masa depan kita sendiri.

Dalam Pilkada ini, kita juga harus menjaga persaudaraan kita. Jangan sampai perbedaan pilihan memecah belah kita. Perbedaan dalam memilih adalah hal yang wajar, tetapi jangan biarkan itu merusak persaudaraan kita sebagai umat Islam. Jangan sampai fitnah, hoaks, dan kebencian menghancurkan ukhuwah Islamiyah yang telah kita bangun. Pilkada bersifat sementara, namun persaudaraan kita sebagai umat harus langgeng. Jangan biarkan perbedaan pilihan memicu permusuhan atau meretakkan ukhuwah kita. Jangan beri ruang bagi iblis untuk memecah belah kita. Setiap orang memiliki hak untuk memilih, namun hak ini jangan sampai mengorbankan ikatan persaudaraan yang jauh lebih berharga.

Di akhir khutbah ini, mari kita renungkan dengan hati yang ikhlas: Pilkada adalah kesempatan untuk memperbaiki kondisi masyarakat kita. Jangan sampai kita menyia-nyiakannya! Mari kita memohon kepada Allah SWT agar memberi kita kekuatan dan petunjuk dalam memilih pemimpin yang benar, adil, amanah, dan bertakwa. Semoga Allah menjauhkan kita dari segala bentuk kecurangan, fitnah, dan perpecahan yang kerap muncul saat Pilkada.

Ingatlah selalu, setiap langkah, setiap suara, dan setiap keputusan kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di hari kiamat. Jangan sampai kita menyesal karena telah mengabaikan amanah ini. Semoga Allah melindungi kita, daerah kita, dan anak-anak kita dari pemimpin yang zalim. Dan semoga Allah memberi kita pemimpin yang mampu membawa kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Bone Bolango.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun