Tinggal di pemukiman padat penduduk yang dekat dengan sungai, masa kecil saya terbilang cukup menyenangkan.Â
Hampir setiap hari saya bersama teman-teman menghabiskan waktu sore dengan mandi di sungai.Â
Sewajarnya anak kecil yang asyik bermain, kami sering kali lupa dengan hari yang mulai beranjak gelap.Â
Hingga mak saya menyadarkan kami. Dari tepi sungai, mak menyuruh kami pulang, "naeklah, nak maghrib, gek ditarek antu banyu. (naiklah, mau maghrib, nanti ditarik antu banyu)".Â
Satu-persatu dari kami pun bergegas pulang. Rasa takut kepada antu banyu, cukup untuk membuat kami mengingat waktu.
Antu banyu memang se-populer itu di Sumatera Selatan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitaran Sungai Musi.
Sungai kecil di dekat rumah saya hanya satu dari sekian banyak sungai kecil yang mengalir langsung ke sungai sepanjang 750 km ini.
Mengenal antu banyu lebih dekat
Antu banyu atau dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai hantu air merupakan makhluk gaib yang melegenda dan dipercaya menghuni Sungai Musi.
Antu banyu memiliki ciri-ciri seperti manusia bermulut monyong dengan rambut panjang dan berlendir. Wajahnya disebut mirip siamang.
Konon katanya, antu banyu akan menghisap sumsum tulang belakang orang yang berhasil ia tarik ke dasar sungai dan orang tersebut akan dikembalikan ke permukaan dalam keadaan tidak bernyawa.
Menurut cerita yang beredar, kemunculan antu banyu ditandai dengan adanya pusaran air saat sungai mulai pasang menjelang malam hari.
Selain itu, bau anyir dan cairan lendir yang tiba-tiba muncul juga dipercaya menjadi tanda kehadiran antu banyu ini.
Ada beberapa versi cerita mengenai asal muasal antu banyu ini, salah satu yang populer diantaranya adalah tentang pangeran amis.
Dikisahkan seorang pangeran yang dijauhi dan sulit mendapatkan pasangan karena penyakit misterius yang membuat sekujur tubuhnya mengeluarkan bau amis.
Tak ada yang mau menikah dengan pangeran amis itu. Sampai suatu hari, seorang raja bersedia menjodohkan putrinya dengan sang pangeran.Â
Saat pernikahan berlangsung dan kedua mempelai diarak keliling di dalam tandu, putri yang tak tahan dengan bau pangeran amis, memutuskan untuk melompat ke sungai dan akhirnya tenggelam. Putri inilah yang disebut menjadi cikal-bakal antu banyu.
Apakah cerita antu banyu benar adanya?Â
Meski sudah jadi cerita turun-temurun yang populer di tengah masyarakat Sumatera Selatan, saya pribadi belum pernah merasakan tanda-tanda kehadiran atau melihat antu banyu secara langsung.Â
Begitu pun orang tua dan teman-teman di lingkungan sekitar tempat saya tinggal. Kabar kesaksian orang yang melihat hanya sebatas dari mulut ke mulut. Itu pun saya tak pernah tahu siapa yang pertama kali menceritakannya.
Namun pada Juni 2021 lalu, salah satu portal berita di Palembang, palembang.tribunnews.com, memberitakan isu kemunculan antu banyu di Desa Karang Anyar, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan.
Dalam laman beritanya disebutkan bahwa, ada beberapa orang yang mengaku melihat penampakan antu banyu di sungai.Â
Kejadian aneh juga terjadi pada warga yang mandi di sungai di desa itu. Kaki mereka terasa ditarik oleh sesuatu di dalam air.
Dua warga juga dilaporkan meninggal karena tenggelam di sungai tersebut dalam kurun waktu satu bulan. Warga setempat meyakini kejadian itu merupakan ulah antu banyu.
Terlepas dari ada atau tidaknya makhluk ini, legenda antu banyu merupakan warisan cerita rakyat yang menunjukkan keragaman budaya yang dimiliki Sumatera Selatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H