langitku
Cerah senyummu indah merangkul rindu
Mendung amarahmu senyap merajam relung kalbu
Aku penduduk Bumi yang patuh sejak dahulu
Rela mengangkat kepala demi binar memesona tatapanmu yang memantik candu
Aku manusia pencemburu
Menggenggam erat ego untuk menjadikanmu satu untukku
Tapi aku tak sepicik itu
Mengoyak rupamu demi hasrat manusia tak tahu malu
Kini, aku setia mengingatmu dalam sendu
Bersama rasa yang terbang bagai debu
Merangkai pesan pilu dari hati yang membeku
Mengukir sebaris nama yang tak termakan waktu
Untukmu, langitku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H