Mohon tunggu...
Ari Susanto
Ari Susanto Mohon Tunggu... Lainnya - Suka nulis

Berusaha untuk bisa lebih menghargai waktu yang tak bisa diulang kembali.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Anime Koe no Katachi dan Bullying yang Memengaruhi Harga Diri

14 Juli 2023   17:09 Diperbarui: 14 Juli 2023   17:22 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan anime Jepang menyajikan cerita yang dekat bahkan relate dengan kehidupan manusia. Tak sedikit yang secara khusus mengangkat isu-isu sosial yang terjadi di tengah masyarakat, salah satunya bullying.

Ada banyak judul anime yang menjadikan bullying sebagai ide cerita dengan beragam sudut pandang masalah. Diantaranya yaitu Koe no Katachi.

Koe no Katachi atau A Silent Voice merupakan film anime yang diadaptasi dari manga berjudul sama karya Yoshitoki Oima. Filmnya sendiri dirilis pada tahun 2016 dan diproduksi oleh studio Kyoto Animation. Naskahnya ditulis oleh Reiko Yoshida dan disutradarai oleh Naoko Yamada dengan durasi 2 jam 10 menit.

Anime ini terbilang populer pada masa penayangannya. Terbukti dengan pendapatan yang diraih film ini sebesar 31,6 juta US dollar. Pada platform jejaring sosial pencinta anime, film ini juga mendapat rating tinggi; MyAnimeList dengan skor 8,9/10 dan IMDb dengan skor 8,1/10.

Sinopsis Koe no Katachi

Shouko Nishimiya (Youtube.com/KyotoAnimation)
Shouko Nishimiya (Youtube.com/KyotoAnimation)
Anime ini menceritakan tentang Shouko Nishimiya, seorang gadis tuli yang mendapat perundungan dari teman-teman di sekolah barunya.

Nishimiya yang berkomunikasi lewat tulisan di buku berusaha sebisa mungkin untuk menjalin hubungan baik dengan teman-teman di kelasnya.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Beberapa teman Nishimiya merisak dan mengolok-olok Nishimiya karena kekurangan yang dimilikinya. Salah satu pelakunya adalah Shoya Ishida.

Ishida yang tak suka dengan Nishimiya, merundung gadis itu dengan berbagai cara, seperti; berteriak di dekat telinga Nishimiya, menirukan suaranya, hingga merusak alat bantu pendengaran dan melukai telinganya.

Pada titik ini, Ishida mendapat karma atas perbuatannya pada Nishimiya. Keadaannya berbalik, Ishida dijauhi dan di-bully oleh teman-temannya. Tak ada lagi yang mau berteman dengan Ishida karena perundungan yang pernah ia lakukan pada Nishimiya.

Nasib nahas Ishida terus berlanjut, meski Nishimiya sudah pindah ke sekolah lain. Akibatnya, Ishida menjadi sosok yang tertutup dan enggan berinteraksi dengan orang lain. Ia bahkan sempat berniat bunuh diri dengan cara melompat dari jembatan di atas sungai.

Beruntungnya, saat Ishida menginjak SMA, ia bertemu kembali dengan Nishimiya setelah sekian lama. Momen reuni inilah yang menjadi titik awal bagi Ishida untuk menebus dosanya dan menjalin hubungan yang lebih baik bersama Nishimiya.

Tapi perjalanannya tak semudah itu. Ada banyak rintangan yang harus Ishida hadapi untuk memperbaiki kesalahannnya di masa lalu. Namun kali ini Ishida tak sendiri, ia bersama teman barunya, Tomohiro Nagatsuka, yang pernah ia tolong dan perlahan menjadi dekat.

Bullying yang Memengaruhi Harga Diri

Nishimiya, Ishida, dan teman-temannya (Youtube.com/KyotoAnimation)
Nishimiya, Ishida, dan teman-temannya (Youtube.com/KyotoAnimation)
Hal menarik dari film anime Koe no Katachi ini tak sebatas cerita yang menyentuh hati dan animasi yang memanjakan mata saja. Tetapi juga dari pesan yang disampaikan, yaitu dampak bullying pada seseorang.

Dampak buruk bullying tak bisa dianggap remeh, terutama bagi mental korbannya yang tak bisa sembuh dalam waktu singkat. Dalam anime ini, masalah harga diri menjadi salah satu dampak yang patut diperhatikan.

Apa itu harga diri? Melansir laman healthdirect.gov.au, harga diri atau self-esteem mengacu pada cara berpikir atau penilaian terhadap diri sendiri. Penilaian inilah yang menunjukkan apakah seseorang mempunyai harga diri yang tinggi atau rendah.

Jika seseorang sering menilai diri mereka secara negatif, maka dapat dikatakan harga diri mereka rendah, begitu pun sebaliknya. Penilaian negatif terhadap diri sendiri ini disebabkan oleh beberapa hal, termasuk bullying tentunya.

Dalam artikel ulasan medis di laman verywellfamily.com berjudul, "The Long-Lasting Effects of Bullying" oleh Psikolog anak dan remaja, Ann-Louise T. Lockhart, dijelaskan bahwa anak-anak yang menjadi korban bullying akan menderita secara emosional dan sosial.

Anak-anak akan kesulitan mencari teman dan menjaga pertemanan yang sehat. Hal ini berkaitan dengan harga diri yang rendah sebagai akibat langsung dari perkataan dan perlakuan buruk yang diterima. Ketika seorang anak terus-menerus mendapat panggilan buruk, perlahan mereka akan percaya bahwa hal itu benar.

Jika menelusuri kisah Nishimiya dan Ishida yang sama-sama menjadi korban bullying, harga diri mereka yang rendah bisa dilihat dari beberapa adegan di filmnya.

Pada kasus Nishimiya yang sejak kecil sudah "akrab" dengan bullying, harga dirinya yang rendah bisa dilihat dari sikap yang selalu menyalahkan dan membenci diri sendiri. Seperti dalam scene saat Nishimiya meminta maaf pada Ishida karena membuat Ishida dipanggil ke ruang guru usai mem-bully dirinya.

Dalam scene lain juga terlihat Nishimiya yang menyalahkan dirinya sendiri atas bubarnya sirkel pertemanan Ishida. Padahal pertemanan mereka terpecah karena keegoisan masing-masing yang berusaha untuk melindungi diri sendiri.

Nishimiya juga mengatakan bahwa ia membenci dirinya sendiri saat berbincang dengan Ueno---yang dahulu juga mengganggunya---di dalam bianglala.

Berbeda dengan Nishimiya, Ishida yang awalnya berperan sebagai pelaku kemudian berubah menjadi korban bullying, menunjukkan penurunan harga dirinya melalui penolakan dan penarikan diri dari lingkungan sosial, terutama di sekolahnya.

Ishida tak berani menatap wajah dan mendengar pembicaraan orang lain karena menganggap mereka hanya bicara hal buruk tentang dirinya, meski pada kenyataannya hanya prasangkanya saja. Penggambaran hal tersebut dari sudut pandang Ishida ditunjukkan dengan tanda silang yang menutupi wajah teman-temannya.

Penggambaran dari sudut pandang Ishida. (Youtube.com/KyotoAnimation)
Penggambaran dari sudut pandang Ishida. (Youtube.com/KyotoAnimation)

Lebih lanjut dari ulasan medis yang sama, didapati bahwa korban bullying yang merasa marah, tidak berdaya, kesepian, dan terisolasi dari teman-temannya akan memicu depresi bahkan berniat untuk bunuh diri. Hal yang sama juga terjadi pada Nishimiya dan Ishida yang sempat berniat untuk mengakhiri hidupnya.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari anime seperti Koe no Katachi. Tak cuma sekadar hiburan, anime ini juga menyisipkan pesan untuk saling menghargai setiap perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun