Mohon tunggu...
Andana Aristyo Prayogo
Andana Aristyo Prayogo Mohon Tunggu... Penulis - Public Relations and writing enthusiast || Bachelor of Communication Science || Winner of The Best Project PR 2 & PR 3 Class 2019 at KOMMAKSI UMM 2023

Seorang penulis pemula dan pembuat konten yang bersemangat untuk menjelajahi dunia digital dan berbagi pengetahuan bermanfaat. Saya percaya bahwa setiap cerita dan ide memiliki potensi untuk menginspirasi dan mengubah cara kita melihat dunia, maka dari itu melalui menulis, saya harap dapat menghadirkan perspektif segar dan tips yang bermanfaat untuk membantu oranglain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Soekarno dan Impian Ibu Kota di Palangkaraya: Visi yang Terlupakan

27 Agustus 2024   19:00 Diperbarui: 27 Agustus 2024   20:07 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langkah Konkret yang Direncanakan: Desain awal Palangkaraya mencakup jalan-jalan yang luas, gedung-gedung pemerintahan, dan fasilitas umum yang modern. Soekarno bahkan melibatkan arsitek terkenal Friedrich Silaban dan Soesilo untuk merancang tata kota Palangkaraya dengan visi futuristik yang mencerminkan semangat pembangunan nasional.

3. Kendala dan Tantangan yang Dihadapi

Meskipun visi Soekarno untuk memindahkan ibu kota sangat ambisius, ada banyak kendala yang dihadapi. Salah satunya adalah masalah logistik dan biaya. Membangun ibu kota baru dari nol di tengah hutan Kalimantan memerlukan sumber daya yang sangat besar, baik dari segi keuangan, tenaga kerja, maupun teknologi.

  • Contoh Praktis: Indonesia pada waktu itu baru saja merdeka dan masih berjuang untuk membangun ekonominya. Banyak proyek pembangunan di seluruh negeri yang juga membutuhkan perhatian dan sumber daya. Selain itu, kondisi geografis Kalimantan yang penuh hutan dan rawa-rawa menambah tantangan dalam membangun infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, dan gedung-gedung pemerintahan.

  • Langkah Konkret yang Terhambat: Meskipun beberapa infrastruktur dasar mulai dibangun, proyek pemindahan ibu kota akhirnya terhenti karena kekurangan dana dan perubahan prioritas politik. Terlebih lagi, setelah Soekarno digantikan oleh Soeharto, fokus pembangunan lebih diarahkan pada pengembangan ekonomi di Pulau Jawa.

4. Relevansi Rencana Pemindahan Ibu Kota Hari Ini

Meskipun rencana Soekarno untuk memindahkan ibu kota ke Palangkaraya tidak terwujud, ide ini tetap relevan hingga hari ini. Pada tahun 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan rencana untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Keputusan ini diambil untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi Jakarta saat ini, termasuk kemacetan, polusi udara, dan risiko banjir.

  • Contoh Praktis: Rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur mengingatkan kita pada visi Soekarno untuk menciptakan ibu kota yang lebih strategis dan berkelanjutan. Kalimantan Timur dipilih karena lokasinya yang lebih aman dari ancaman bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami, serta potensinya untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Pulau Jawa.

  • Langkah Konkret yang Dilakukan Saat Ini: Pemerintah telah memulai pembangunan infrastruktur dasar di ibu kota baru, yang diberi nama Nusantara, dengan harapan akan selesai dalam beberapa tahun ke depan. Ini mencakup pembangunan jalan, fasilitas umum, dan gedung-gedung pemerintahan yang ramah lingkungan dan modern.

Rencana Soekarno untuk memindahkan ibu kota Indonesia ke Palangkaraya adalah salah satu dari banyak visi besar yang dimilikinya untuk membangun bangsa ini. Meskipun rencana tersebut tidak pernah terwujud, gagasan tersebut menunjukkan bagaimana Soekarno berpikir jauh ke depan mengenai pertahanan, pemerataan pembangunan, dan representasi seluruh wilayah Indonesia. Hingga hari ini, relevansi dari gagasan ini masih terasa, terutama dengan adanya rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur yang diusulkan oleh pemerintahan saat ini. Ini menunjukkan bahwa meskipun sejarah mungkin tidak berjalan sesuai dengan rencana, ide-ide besar seperti milik Soekarno tetap hidup dan terus mempengaruhi arah pembangunan bangsa. 

Daftar Pustaka :

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun