Mohon tunggu...
Aris Try Andreas Putra
Aris Try Andreas Putra Mohon Tunggu... Dosen - Aris Try Andreas Putra

Aris try Andreas Putra, Dosen IAIN Kendari

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Luar Biasa: Keberanian Jokowi Menantang Keras PBB

24 April 2015   08:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:44 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jokowidodo kembali mendapat sambutan hangat dari kepala Negara dan pemerintahan dari Negara-negara Asia Afrika ketika menyampaikan pidato peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika yang begitu lugas dan tegas. Sambutan baik pula datang dari Dewan Perwakilan Rakyat RI.

Mengapa tidak orang nomor satu di negeri Ini, memberikan penguatan kepada Negara-negara Asia-Afrika, bahwa kita dapat mengatasi persoalan dunia. Jokowi tak hanya menekankan persoalan di kawasan Asia-Afrika, namun yang lebih penting adalah Negara-negara Asia-Afrika mampu memberikan solusi terhadap PBB agar memperbaiki organisasi.

Jokowi mengatakan dengan tegas PBB dianggap tak berdaya dalam meredam dan mengatasi aksi penindasan dan kekerasan negara-negara Timur Tengah. Ex-Gubernur DKI Jakarta ini, sekaligus menantang keras PBB untuk mereformasi diri. Penulis Kutip Sambutan Presiden RI ketika membuka Peringatan 60 KAA sebagai berikut:

Dunia yang kita warisi sekarang masih sarat dengan ketidakdilan, kesenjangan dan kekerasan global, cita-cita bersama mengenai lahirnya sebuah peradaban baru, sebuah tatanan dunia baru berdasarkan keadilan, kesetaraan, dan kemakmuran, masih jauh dari harapan.

Ketidakadilan dan ketidakseimbangan global masih terpampang di hadapan kita.

Ketika negara-negara kaya yang hanya sekitar 20 persen penduduk dunia, menghabiskan 70 persen sumber daya bumi maka ketidakadilan menjadi nyata. Ketika ratusan orang di belahan bumi sebelah utara menikmati hidup super kaya, sementara 1,2 miliar penduduk dunia di sebelah selatan tidak berdaya dan berpenghasilan kurang dari 2 dolar per hari, maka ketidakadilan semakin kasat mata.

Ketika ada sekelompok negara kaya merasa mampu mengubah dunia dengan menggunakan kekuatannya, maka ketidakseimbangan global jelas membawa sengsara yang semakin kentara ketika PBB tidak berdaya.

…….Kita dan dunia masih berutang kepada rakyat Palestina. Dunia tidak berdaya menyaksikan penderitaan rakyat Palestina yang hidup dalam ketakutan dan ketidakadilan akibat penjajahan yang berlangsung begitu lama”. (….)

Keberanian Jokowi untuk menyampaikan kegalaun dunia Pada Peringatan 60 KAA mudah-mudahan menjadi awal kebangkitan Negara-negara berkembang dari penindasan Negara-negara Kaya dan haus Otoriter. Ex-walikota solo ini juga serasa percaya diri dan penuh keyakinan ketika melakukan protes-protes kepada organisai besar dunia ini (PBB). Masalah Reformasi PBB, Kebangkitan Negara-negara Asia-Afrika, keadilan, Kesenjangan Ekonomi, HAM, Keamanan dan Ketertiban Dunia menjadi kata kunci pembicaraan Jokowi.



Penulis Berkeyakinan ketika Pemimpin-pemimpin Negara memiliki keberanian untuk keluar dari tekanan-tekanan politik Dunia, dan bersatu dalam solidaritas yang tinggi, maka impian dan harapan keadilan sosial dan ekonomi akan terwujud dengan mudah.

Referensi:

Kompas, dan Berita TVRI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun