Tapi bukan aku, bukan kau.
Bukan kita.
Entah kau masih rindu memori itu, atau hanya aku yang menggilainya seperti tumbuhan menanti hujan.
Saat sapa datang, ada sambutan riang mentari.
Tapi apa?
Langit masih mendung, walau mentari ada disana.
Filtrasinya tidak sama.
Sebaiknya apa? Apa sebaiknya?
Lupakan…
Semua juga tahu bahwa dongeng selalu menyuguhkan sebuah akhir bahagia.
Semua juga tahu bahwa dongeng tak ada dalam tubuh realita.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!