Pada wilayah kesehatan, rangkuman prestasi pemerintahan Fauzi Bowo juga membanggakan. Walau hingga saat ini, masih banyak masyarakat Jakarta yang kurang mampu belum mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas.
Beberapa program kesehatan unggulan telah berhasil dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta. seperti Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin (JPK GA) kepada 2,7 Juta Penduduk miskin, dengan alokasi anggaran Rp. 513 Miliar pada 2011. Jaminan kesehatan daerah (Jamkesda), yang ditingkatkan cakupan dan efektifitas programnya untuk seluruh warga Jakarta. menurunkan biaya pengobatan umum menjadi Rp. 2000. Dan Pengobatan Gigi Hanya Rp. 5000 – termurah di Indonesia.
Prestasi bidang kesehatan pemerintahan DKI Jakarta juga patut diberikan apresiasi. Dari segi Indeks Pembangunan Manusia, ada trend yang selalu meningkat setiap tahunnya. Tahun 2007 IPM Jakarta 76, 06, melebih IPM Nasional 70,6. Pada tahun 2011 IPM Jakarta meningkat pada level 78,0 - tertinggi di Indonesia, dan juga melebihi IPM Nasional 72,6.
Angka kematian bayi juga mengalami penurunan dari 8,4 per 1000 Penduduk di tahun 2007, menjadi 7,0 per 1000 di tahun 2011. Begitupun dengan angka harapan hidup yang mengalami peningkatan dari 75,8 di tahun 2007, menjadi 76,20 pada tahun 2011.
Uraian angka keberpihakan pemerintah DKI Jakarta terhadap pendidikan dan kesehatan lewat besarnya alokasi APBD, tidak serta merta menjadi absolute credo, yang tidak bisa diuji dengan fakta realitas. kita patut mempertanyakan kebenaran angka keberhasilan dimaksud. Sebab, angka tidak mungkin bisa membohongi fakta yang ada. Disinilah letak uji realibilitas dilakukan.
Jika klaim keberhasilan program kesehatan dan pendidikan dikatakan mengalami trend kenaikan, maka persentasi masyarakat putus sekolah otomatis menurun, begitupun kualitas kesehatan masyarakat akan menjadi naik.
Jika persentasi angka keberhasilan kerja pendidikan dan kesehatan hanyalah spekulasi kuantitatif, demi pencitraan Fauzi Bowo Sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, maka perlu dilihat consistency dan stability penilaian masyarakat sebagai subjek penilai. Jika mayoritas masyarakat sebagai responden secara konsisten (hari ini dan besok) mengaku puas dengan kinerja pemerintahan Fauzi Bowo pada bidang pendidikan dan kesehatan, maka apa yang dikerjakan oleh pemerintahan Fauzi Bowo dirasakan manfaatnya.
Jika masyarakat merasa stabil dan lebih baik saat ini, dibawah kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo, maka dependability, accuracy survey politik yang mengukuhkan Fauzi Bowo sebagai calon kuat Gubernur DKI Jakarta, mendapat pembenaran, lewat penilaian yang reliabel dari masyarakat. Itu berarti hasil survey melegitimasikan kepercayaan masyarakat terhadap pembangunan yang dilakukan Fauzi Bowo.
Relevansi Politik dan Pembangunan
Disinilah Relevansi survey, dan klaim keberhasilan kerja Fauzi Bowo selaku gubernur dipertaruhkan. Sebab trust politik akan menjadi taruhannya. Apalagi, kampanye satu putaran saat ini menjadi political brand pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli, Dengan alasan, Pilkada satu putaran akan membuat Pemilu lebih efisien, tidak boros dan mubazir. Pilkada satu putaran juga akan membuat keberlanjutan pembangunan mudah dilakukan, karena alokasi budget politik Jakarta sebesar Rp 250 Miliar untuk pilkada dua putaran, bisa dialihkan setengahnya untuk cost pembangunan Jakarta.
Berbagai hasil survey menunjukan bahwa, mayoritas pemilih Jakarta menginginkan Pilkada DKI Jakarta berlangsung satu putaran. Indo Barometer misalnya, dari 440 responden yang disurvey, 48, 4 Persen memilih Fauzi Bowo, diikuti Jokowi 16,1 persen, Alex Noerdin 5,2 persen, Hidayat Nur Wahid 5 persen, Faisal Basri 1,6 persen, dan Hendardji Soepandji 0,5 persen.