suratku sudah sampai pada Tuhan
kata tukang pos nurani hatiku suratku sedang dibaca
sedang dalam proses pengabulan
kata tukang pos suratku sudah diterima
hari-hari kemarin itu pikiranku kalut
sudah hendak menyerah pada hidup
maka aku tulis suratku
aku keluhkan isi hatiku
aku lipat suratku
bentuk pesawat
agar bisa kuterbangkan dalam segala pengharapanku
aku berniat tuk terbangkannya
bersama segala keluh kesahku
pada tempat tertinggi
hingga pesawat pembawa pesan itu terbang leluasa
mendarat sekenanya
menuju entah pada siapa
berharap siapa pun itu akan bawakan rantainya
hingga berakhir pada Tuhanku
kemarin itu suratku sempat hilang
kukira sudah terbuang
dibuang oleh ibuku di tempat sampah
2 hari setelah itu
sepulang dari makrab sigma
makrab dingin di act pakem
sebuah gubuk singgasana para pengungsi merapi
aku menemukan surat itu
tergeletak pada meja kerjaku
sempurna dengan lipatan pesawat yang rapi
kubuka lagi surat itu
serupa isinya
tak ada pembaharuan
sama dengan yang aku tulis pertama kali
duhai tak ada yang tahu kecuali aku
kalau Tuhanku sudah membalas suratku
surat itu memang dikirim Tuhan dengan keadaan yang sama sekali tak berubah
agar aku dewasa melalui pemahamanku
membacanya lagi melalui ketegaranku
terimakasih Yang Maha Esa
suratku sudah sampai pada Tuhan
kata tukang pos nurani hatiku suratku sedang dibaca
sedang dalam proses pengabulan
kata tukang pos suratku sudah diterima
kataku balasannya sudah sampai padaku