Mohon tunggu...
Arista Aulia
Arista Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Jakarta

Saya adalah mahasiswa Jurnalistik yang memiliki hobi membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Salafi-Wahhabi

24 Desember 2023   09:14 Diperbarui: 24 Desember 2023   09:18 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salafisme memiliki pendekatan berbeda dalam mengembalikan umat Islam ke al-Qur'an dan as-Sunnah, dengan mengaitkan keduanya pada pemahaman al-Salaf al-lih, generasi awal umat Islam. Selama perkembangannya, Salafisme sering dihubungkan dengan Wahhabisme, yang merupakan doktrin yang diusung dan ditegakkan oleh lembaga keagamaan resmi di Arab Saudi. Uniknya, karakteristik Salafisme terletak pada usahanya untuk membedakan diri dari gerakan reformis dan modernis Islam pada abad ke-19 dan 20 yang dipimpin oleh tokoh seperti Jama al-Dn al-Afghan, Muhammad Abduh, dan Muhammad Rasyd Ridh, yang juga diklaim sebagai gerakan Salafi. Perbedaan yang paling mencolok adalah penggunaan penalaran atau rasionalitas yang lebih dominan dalam penafsiran terhadap sumber-sumber Islam dalam gerakan-gerakan tersebut.

Ajaran Salafi secara tradisional berfokus pada konsep tauhid yang mengarah pada pembaruan iman dan moral. Mereka berupaya membersihkan praktik-praktik keagamaan dari unsur-unsur yang dianggap syirik. Para ulama Salafi membagi tauhid menjadi tiga cabang, yakni kesatuan ibadah, kesatuan ketuhanan, dan kesatuan nama serta sifat Allah. Dengan keyakinan yang kuat pada konsep ini, Salafisme menolak dengan tegas penggunaan logika, kehendak, dan akal manusia dalam segala bentuk inovasi agama (bid'ah).

Sementara, Wahabi dianggap lebih ultra-konservatif daripada Salafi. Mereka dianggap sebagai gerakan reformis bukan sebagai suatu mazhab. Kelompok Wahabi mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim yang mengikuti ajaran Islam yang murni. Mereka juga sering menyebut diri sebagai muwahhidun, yang berarti pendukung pemurnian tauhid, yaitu keesaan Allah. Namun, mereka menegaskan bahwa mereka bukanlah sebuah mazhab atau kelompok aliran Islam baru, melainkan mengikuti seruan untuk menerapkan ajaran Islam yang benar. Secara umum, tujuan gerakan Wahabi adalah membersihkan segala bentuk takhayul, bid'ah, khurafat, dan bentuk-bentuk penyimpangan pemikiran dan praktik keagamaan umat Islam yang dinilai menyimpang dari ajaran Islam yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun