Mohon tunggu...
Aris Risnandar
Aris Risnandar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berintegrasi, melampaui keterbatasan yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

KAI Commuter: Melihat Kemanusiaan, Saling Pengertian dalam Perjalanan Naik Transportasi Publik

20 Agustus 2023   23:04 Diperbarui: 20 Agustus 2023   23:11 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi/Dalam gerbong KRL Yogyakarta-Solo

Rasanya sudah puluhan kali saya bepergian Yogyakarta-Solo dengan menggunakan KAI Commuter Line, moda transportasi andalan warga Yogyakarta dan Solo dengan berbagai tujuan akhir yang berbeda-beda. 

Kehadiran KAI Commuter di Yogyakarta dan Solo selain dapat menumbuhkan budaya menggunakan transportasi publik, tetapi juga menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya lingkungan apalagi ketika pemerintah Indonesia sedang berupaya meninggalkan energi fosil yang menghasilkan jejak karbon menuju energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. 

Tepat satu tahun yang lalu, kali pertama saya mencoba menggunakan moda transportasi KAI Commuter Line dengan relasi Yogyakarta-Solo dan sebaliknya, tidak seperti KAI Commuter yang beroperasi di Jakarta dan sekitarnya yang memiliki banyak rute dan jalur kereta untuk menghubungkan antarstasiunnya, KAI Commuter Line di Yogyakarta hanya beroperasi melayani relasi Kutoarjo-Yogyakarta, Yogyakarta-Palur dan sebaliknya. Meskipun demikian, kehadiran KAI Commuter Line sangat membantu bagi saya maupun pengguna KRL lainnya yang setiap hari menggunakan moda transportasi ini.

Menggunakan moda transportasi KAI Commuter menjadi alasan mengapa saya bisa memperhitungkan waktu tempuh untuk pergi maupun pulang, jadwal kedatangan kereta di setiap stasiun pemberhentian yang tetap sesuai dengan jadwal yang tertera pada papan informasi menjadikan keunggulan mengapa saya suka menggunakan moda transportasi KAI Commuter.

Selain itu, ada beberapa alasan mengapa saya sangat suka menggunakan moda transportasi KAI Commuter, seperti harga yang ditawarkan masih cukup murah bagi saya sebagai mahasiswa yang harus mengatur keuangan di Kota Yogyakarta ini. Tentunya hal inilah yang menjadikan banyak orang dari kedua kota ini dan tempat-tempat yang dilalui KAI Commuter menggunakan moda transportasi KAI Commuter selain karena cepat, nyaman, tentunya tepat waktu..

Selama puluhan kali saya menggunakan KAI Commuter, banyak hal yang memberikan saya pelajaran akan hidup, sebagai seorang mahasiswa yang jauh dari orang tua maupun keluarga, saya diajarkan untuk bisa hidup mandiri dan menggunakan uang dengan semaksimal mungkin. Berbaur dengan banyak orang di dalam setiap gerbong KAI Commuter, ternyata ada banyak hal yang bisa saya ambil dari setiap apa yang saya lihat selama puluhan kali menggunakan KAI Commuter.

Pertama, saya terdorong untuk memprioritaskan bagaimana setiap orang dalam gerbong agar bisa menggunakan tempat duduk yang disediakan. Tentunya pas awal-awal saya menggunakan KAI Commuter, saya selalu ingin menjadi yang pertama masuk untuk mendapatkan tempat duduk, apalagi ketika jam sibuk berangkat maupun pulang kerja atau ketika weekend karena di jam-jam tersebut semua gerbong penuh sampai harus ada yang berdiri.

Namun, di sini saya menyadari bahwa ada hak-hak khusus, seperti kursi prioritas yang khusus disediakan bagi wanita, wanita hamil, lansia agar bisa duduk ketika dalam perjalanan. Awalnya saya tidak terlalu memperdulikan karena saya juga mau duduk dengan nyaman di sepanjang perjalanan, tetapi melihat bagaimana orang-orang tersebut harus berdiri dengan perjalanan waktu yang tidak sebentar pun saya juga merasakan bagaimana rasanya berdiri. Akhirnya, saya berdiri dan mempersilakan orang-orang yang membutuhkan untuk duduk dengan nyaman.

Biarpun begitu, masih banyak orang yang seakan tidak peduli dengan kursi yang disediakan oleh pihak KAI Commuter bagi pengguna yang diprioritaskan. Masih banyak pengguna yang masih tetap duduk walaupun di depannya ada yang lebih berhak menduduki kursi yang disediakan KAI Commuter. Namun, usaha saya untuk mempersilakan tempat duduk bagi yang membutuhkan walaupun tidak di area kursi prioritas sekalipun bisa mengunggah kesadaran pengguna KAI lainnya untuk berdiri dan mempersilahkan duduk bagi pengguna lainnya yang sekiranya membutuhkan. 

Kedua, sebagai moda transportasi publik, KAI Commuter Line pastinya telah berupaya memberikan pelayanan yang baik bagi para penggunanya, tetapi sesempurna apa pun dalam memberikan pelayanan baik secara langsung maupun tidak langsung akan ditemukan celah yang tidak dapat diprediksi. Pengalaman ketika KAI Commuter mati lampu dan mogok ketika sedang perjalanan menuju Solo menjadi pengalaman berkesan yang pernah saya nikmati.

Pada bulan Juli 2023, KAI Commuter tujuan akhir Stasiun Palur mengalami mogok karena mati lampu di Stasiun Brambanan. Stasiun Lempuyangan sebagai stasiun keberangkatan saya ketika itu sangat padat dan ramai dengan para pengguna yang akan atau menuju arah Solo. Tidak terpikirkan ketika itu bahwa KRL akan mengalami hal yang tidak terduga, yaitu mengalami mati lampu dan mogok.

Pengalaman tidak terduga harus menunggu kereta KRL diperbaiki sehingga mengalami keterlambatan sampai satu jam, tetapi dari sana saya menjadi salah satu orang yang bisa merasakan KRL mogok dan harus berpindah kereta di Stasiun Klaten untuk melanjutkan perjalanan. Namun, hal tidak terduga lainnya adalah ketika kereta pengganti mengalami hal serupa, yaitu mati lampu dan mogok kembali hingga harus berpindah ke rangkaian kereta lain.

Sampai akhirnya, saya tiba di Stasiun Purwosari, Solo kira-kira pukul 20.20 WIB. Perjalanan terlama hingga memakan waktu hingga dua jam perjalanan hingga tiba di Solo dengan selamat tentunya. Dari pengalaman itu, saya belajar hal bahwa rencana apa pun dan sebaik apa pun akan ditemukan kekurangan yang tidak terduga sekalipun. Namun, yang tak kalah pentingnya adalah melatih kesabaran untuk di tengah kondisi yang bukan di dalam kendali saya.

Ketiga, petugas KAI Commuter yang siap membantu demi kenyamanan pengguna KRL. Seperti yang telah disebut di atas, pengalaman saya menggunakan KAI Commuter di awal-awal masih terbilang kaku dan mesti butuh adaptasi dan belajar. Walaupun demikian, setelah puluhan kali menggunakan KRL saya sudah bisa menggunakan kartu e-money untuk tap kartu atau scan QR code ketika akan memasuki stasiun keberangkatan dan keluar di stasiun tujuan.

Melihat ketika baru awal-awal menggunakan KAI Commuter, sistem tap kartu dan QR code menjadi hal yang baru bagi saya ketika menggunakan moda transportasi publik. Kecanggungan akan sesuatu yang baru tergambarkan ketika saya harus menunggu petugas KRL dimen-tap-kan kartunya karena saya tidak langsung keluar pintu keluar ketika lampu penanda hijau sudah menyala.

Rasa malu pastinya sudah tergambarkan dari mimik muka saya ketika itu apalagi saat jam pulang kerja di mana antrean pengguna KRL begitu panjangnya. Namun, petugas yang bertugas ketika itu begitu sigap ketika saya tidak bisa masuk dan tertahan di pintu keluar KRL di stasiun. Pelayanan yang baik dengan tugas yang tidak mudah baik mereka yang bertugas.  

 Selain itu, hal menarik yang tidak bisa saya lewatkan ketika menggunakan moda transportasi KAI Commuter adalah melihat lanskap di sepanjang perjalanan menuju Yogyakarta-Solo  maupun sebaliknya yang menyuguhkan keindahan dengan bentang alam yang memesona. Di sepanjang perjalanan, ketika langit sedang cerah dan tidak tertutup awan, saya bisa melihat Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di belakangnya berdiri gagah dengan hamparan dataran rendah di bawahnya yang subur.

Selain itu, sebagai salah satu wilayah yang menyimpang sejarah panjang peradaban manusia di Pulau Jawa, daerah Yogyakarta dan Solo menyuguhkan keindahan berupa candi-candi yang masih bisa kita lihat sampai sekarang dari berbagai kerajaan yang dulu pernah berdiri. 

Salah satunya adalah Candi Kalasan yang saya lihat setiap kali menggunakan KAI Commuter, jaraknya yang dekat dari jalur kereta api menjadikan candi ini dapat terlihat dari jendela kereta, berdiri gagah di tengah pemukiman warga yang menjaganya.

Di samping itu, hamparan sawah dan tanaman palawija menjadi gambaran setiap kali saya bepergian Yogyakarta-Solo maupun sebaliknya, dataran rendah dengan hamparan sawah yang luas menjadi oase tersendiri ketika bepergian dengan menggunakan KAI Commuter ketika siang hari. Apalagi melihat perbukitan karst Gunungkidul di sisi selatan seakan menjadi pembatas antara dataran rendah dan perbukitan Gunungkidul antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

KAI Commuter Line sebagai moda transportasi yang murah, cepat, aman, dan nyaman telah memberikan gambaran lebih mengenai kota di mana saya sedang tumbuh dan dibentuk dengan pengetahuan. Rasa aman dan nyaman ketika menggunakan KAI Commuter Line tergambarkan dari puluhan kali saya menggunakan moda transportasi ini. Mengapresiasi bisa dapat melihat setiap pengguna yang tetap berdiri walaupun dengan waktu perjalanan yang tidak sebentar atau melihat bagaimana petugas KRL dengan ramahnya membantu pengguna yang membutuhkan tempat duduk untuk dapat duduk dengan nyamannya. 

Pada akhirnya, saya menemukan pelajaran berarti akan hidup di tempat yang jauh dari rumah. Salah satunya, di moda transportasi KAI Commuter yang telah membuka mata saya tentang indahnya membantu ketika yang sedang membutuhkan malah tidak kebagian tempat duduk atau ketika petugas yang ramah dan sigap membantu memberikan pelayanan terbaiknya dan itu memberikan pelajaran bagi saya untuk terus membantu dengan setulus hati dan ikhlas sebagai manusia yang tidak lepas dari manusia lainnya.

Perjalanan menggunakan KAI Commuter tidak bisa digambarkan secara penuh karena setiap perjalanannya akan ada saja yang ditemui di setiap pemberhentian antarstasiunnya. KAI Commuter memberikan makna tidak hanya sebagai salah satu moda transportasi publik, melainkan sebagai tempat di mana saya dapat tumbuh dan terbentuk tidak hanya melalui pemahaman lewat bangku perkuliahan, tetapi secara langsung di kehidupan yang nyata. Pengalaman yang indah bisa merasakan menggunakan KAI Commuter Line. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun