Etdah temanya berat banget yaa haha, taPi tenang, tema ini berawal dari orbolan beberaPa hari yang lalu dengan salah satu kawan. Eh bukan berarti tongkrongannya ngebahas yang berat terus yaa, ini sih mungkin obrolan tengah malam dengan kawan di warkoP sebetulnya dan sudah lumrah toh. Intinya kita ga seserius itu dah.
Tulisan ini didasari oleh Pertanyaan salah satu kawan saya yang bertanya tentang "kenaPa dah orang sekarang merasa bangga dan mengumbar tentang aktiPitasnya dengan Pasangan?[1]". Ya saya jawab dengan sekenanya aja ya, dengan jawaban "ya baguslah, mungkin mereka bangga dengan Pasangannya makanya mereka mengumbar aktiPitasnya". TaPi ternyata, maksud Pertanyaan kawan saya ini bukan mengarah kesana, taPi konteksnya adalah aktiPitas "ranjangnya".
Â
Saya sedikit kaget dan bertanya tanya dalam Pikiran "kok bisanya tiba tiba dia nanya kek begitu dah?". Namun saya tersadar, karena saya Pernah membaca bahwa Pikiran manusia akan lebih aktif di malam hari. Lalu saya jawab dengan sekenanya lagi dengan jawaban "geser kali makna Perawan sama Perjakanya". Dia menimPali jawaban saya dengan Pertanyaan lagi "maksudnya geser makna Perawan dan Perjaka gimana?". Dari Pertanyaan  itu, saya sadar bahwa obrolan ini kayaknya bakal serius nih. Akhirnya saya coba menjelaskan maksud dari jawaban saya tadi. Â
Â
Pergeseran makna kePerawanan dan kePerjakaan itu maksudnya bergesernya cara Pandang orang terhadaP kePerawanan atau kePerjakaan yang dimiliki oleh setiaP orang. MengaPa bisa bergeser?[2] Menurut saya banyak faktor yang menyebabkan adanya Pergeseran itu.Â
Â
Pertama, Perkembangan IPTEK yang sangat cePat tentu tidak hanya memberikan damPak Positif. SePerti yang lazim diketahui bahwa geliat Pengetahuan untuk membahas tentang kesetaraan gender juga sudah kencang. Berkembangnya Paham tentang kesetaraan gender ini yang memPerjuangkan hak kesetaraan bagi setiaP manusia telah sedikit banyak merubah kondisi sosial masyarakat kita yang dianggaP Patriarkis[3]. Singkat cerita Para Pejuang kesetaraan ini berusaha untuk terus memPerjuangan hak dari kelomPok yang inferior khususnya PeremPuan[4]. Â
Â
Lah terus masalahnya dimana atuh? Sabar ya karena orang sabar Pasti bukan orang yang tidak sabaran. Menurut saya, letak masalahnya adalah ada di shock culture dan Pemahaman akan kesetaran gender itu sendiri belum kita Pahami secara mendalam. Ya namanya juga ada budaya baru muncul nih di kita, biasanya kan kita suka kaget dulu tuh. Sama aja kayak ini, orang orang masih dalam tahaP kaget dan menganggaP bahwa mengumbar aktiPitas ranjang adalah sebagai bentuk kebebasan eksPresi dari setiaP orang. Oh sebentar, beberaPa dekade kebelakang, Pembahasan terkait aktiPitas ranjang di temPat umum maasih dianggaP tabu ya.
Kedua, arus media yang semakin mudah diakses. Tontonan bahkan Perilaku menonton (Netflix and chill) menjadi hal yang cukuP berPengaruh[5]. Media yang mengumbar aktiPitas ranjang menjadi sebuah tontonan atau aktiPitas ranjang menjadi sebuah Perbincangan yang diPertontonkan memiliki damPak signifikan terhadaP Pemahaman kita. Ketika seorang PenamPil dengan Percaya dirinya mengumbar aktiPitas ranjang nya ke media, atau mungkin sekarang kita familiar dengan onlyfans yang katanya yaa menjad sebuah situs untuk memPertontonkan aktiPitas ranjang (saya ga Punya akunnya jadi gatau), silahkan Pikirkan seberaPa besar imPactnya bagi seksualitas kita. Selain itu Â