Mohon tunggu...
Aris  Pulsar
Aris Pulsar Mohon Tunggu... Freelancer - Traveler, Writer

Enjoy Life

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Saluran Kemarahan

18 September 2024   09:06 Diperbarui: 18 September 2024   09:18 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Defini tentang kemarahan mempunyai banyak versi, seiring dengan evolusi manuasia sejakawal adalah prilaku manusia yang dirancang untuk memperingatkan pengganggu untuk menghentikan perilaku mengancam lalu ada juga yang mengatakan kemarahan adalah perasaan pertentangan seseorang yang merasa tidak benar terhadap orang lainnya atau kemarahan bisa juga respon emosional dari seseorang atas situasi yang mengancam.

Apapun teory yang disebutkan diatas kemarahan adalah bagian dasar dari prilaku manusia itu sendiri dapat berakibat positif maupun negatif. Kemarahan cendrung diasosiasikan dengan hal-hal negatif bukan kemarahannya saja yang dianggap kurang baik tapi pelampiasan kemarahan dipandang sebagai bentuk aktifitas yang merugikan.

Tanpa dasar rujukan jurnal atau ilmu psikologi  penulis mencoba menyimpulkan dari sudut pandang penulis yang banyak mengobservasi keluhan dari lingkungan dimana penulis tinggal.

Kemarahan adalah respon ketidak setujuan dari seseorang atas peristiwa yang terima oleh indera.Penerimaan ketidaksetujuan tersebut dapat dengan cara menahan emosional, menelaah, mencari solusi, mengabaikan atau bertindak kasar, semua tergantung masing masing individu.

Lalu bagaimana merespon kemarahan tersebut?. Kemarahan harus segera di lampiaskan atau disalurkan sebab jika tidak ada media penyalurannya maka dikhawatirkan tumpukan kemarahan akan membenamkan emosi individu yang berakibat munculnya penyakit-penyakit emosional dan social wellbeing.

Ada banyak cara pelampiasan atau saluran dalam merespon kemarahan buat sebagian orang dengan mendaki gunung atau camping merupakan obat yang yang mujarab mengatasi kemarahan tersebut, berolah raga, berkesenian, berbaur dengan kelompok yang satu frekwensi.Pelampiasan seperti ini sering kita sepakat karena tidak berdampak buruk bagi orang lain.

Ada pelampiasan kemarahan dengan merusak barang, fasilitas atau benda milik bersama, ini menyebabkan timbulnya konflik kepada orang lain sehingga menyebabkan kemarahan secara kolektif.

Penulis mencoba memahami pelepasan amarah seseorang dengan penyalahgunaan narkoba, disini banyak menimbulkan masalah baru sebab cara itu dianggap sangat berbahaya.Namun seperti yang diuraikan diatas bahwa pelepasan amarah tentu perlu saluran baik itu tepat atau tidak tepat. 

Nah, bagaimana dengan cara seperti ini apakah tepat?. Sebagian orang tentu akan mengatakan tidak tepat karna kita semua sepakat ada unsur yang membahayakan bagi si pelaku. Dampaknya adalah kesehatan fisik dan mental.

Penulis akan berbeda cara pandang menyikapi hal tersebut selagi penyaluran kemarahan dapat dikeluarkan tentu tidak memandang tepat atau kurang tepat justru pointnya adalah harus ada tempat pembuangan kemarahan tersebut. 

Dalam hal ini penulis mencoba pendekatan yang agak extreme artinya dapat dibenarkan melepaskan kemarahan dengan cara tersebut namun jangan sampai ketergantungan dan segera diahiri setelah merasa cukup. Kembali lagi bahwa semua tindakan akan disertai dengan segala macam konsekunsi baik itu untuk dirinya sendiri dalam hal ini kesehatan maupun pihak lain seperti berurusan dengan aparat yang berwenang.

Semua kembali ke masing masing individu, karena dalam hal ini pentingnya peran pola asuh di keluarga, pendampingan saat masa muda dan penguatan kesehatan mental pada usia dewasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun