Mohon tunggu...
Aris Permana
Aris Permana Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia MTs PUI KASTURI

Hobi menulis sastra

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

"Asyiknya Menulis Puisi dan Mengenal Ruh Puisi"

18 Juni 2023   23:15 Diperbarui: 18 Juni 2023   23:26 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

*Asyiknya Menulis Puisi* dan
*Mengenal Ruh Puisi* @rispermana2509_18062023,  perihal perkembangan puisi.

Pwrihal perkembangan puisi,
Sebelum melangkah ke hal teknis. Mari kita berjalan-jalan taman kecil, *Taman Puisi*.

Taman dengan pintu gerbang sederhana, yang tidak banyak orang anggap ini spesial.

Namun, ketika kita memasuk gerbang taman puisi, niscaya kita akan terpesona dan hanyut dalam lautan kata-kata yang menggetarkan kalbu.
Mari kita berkelana dengan pemaknaan *puisi!*
Secara etimologi, puisi berasal dari kata *poites*, yang artinya:
pembuat
pembentuk
pembangun

Poites berasal dari kata *poeta*.

Nah, ini bisa diartikan:
membangun
menyebabkan
menyair
menimbulkan

Bisa juga puisi ini disebut *poemia* yang artinya membuat.

Kalau dalam bahasa Inggris, puisi ini disebut dengan poem atau poetry yang dapat diartikan *to make* atau *to create*.

Bahkan, pernah lama sekali disebut dengan *maker*.

Jika melihat arti di atas. Boleh dibilang, maka puisi ini sendiri memiliki definisi terkait fungsi/kegunaannya.

*Maka, dalam membuat puisi bukanlah hanya sekadar deret kata semata.*  *Tengsoe Tjahjono* memiliki definisi tersendiri tentang puisi. Beliau mengartikan puisi:

Ungkapan pikir dan rasa yang *padat* dan *berirama*, dalam bentuk larik dan bait dengan memakai *bahasa indah dalam *koridor estetik*.
Menarik sekali pendapat ini. Tentu saja hal itu benar adanya. Karena itu terkadang ada puisi yang memiliki kedalaman makna dan ditampilkan dalam deret diksi segar, boleh jadi membuat kita dahi kita mengkerut untuk memahaminya. *Hudson* mengungkapkan, bahwa puisi merupakan salah satu cabang karya sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membangun ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya.
Ada puisi yang lugas dalam menyampaikan gagasan dan juga membangun imajinasi pembaca (tersurat).

Ada puisi yang perlu dikaji terlebih dahulu untuk memaknai maksud dari gagasan si penyair (tersirat).
Baik tersurat ataupun tersirat ini tidaklah menandakan bagus atau jeleknya sebuah puisi.
Ini adalah pilihan penyair untuk menghanyutkan pembacanya.
Tak heran, jika puisi dianggap karya sastra tertinggi yang mengandung kesulitan tinggi.
Puisi juga bisa pula disandingkan seakan sebuah lagu. Yang di saat kita membacanya memiliki irama berdasarkan pemaknaan dan diksinya.
Nah, sebagai salah satu karya kreatif yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, puisi ini sendiri memiliki unsur-unsur pembentuknya. Apa sajakah itu?

Tema (gagasan utana)

Rasa (jiwa/emosi yang terkandung di dalamnya)

Nada/Citra (menggurui, mencaci, mengkritik, merayu, merengek, menyindir, menginformasikan, mengajak, dll)

Amanat (pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dalam puisinya).

Diksi (pilihan kata)

Imajeri ( imajeri pandang, imajeri dengar, imajeri rasa, dll)

Kata-kata konkret (boleh jadi memilih denotatif atau konotatif)

Gaya bahasa

Ritme (irama)

Rima (persamaan bunyi; sajak)
Setelah berkenalan sedikit dengan ruang utama puisi dalam taman ini, mari memilih salah satu kamarnya. Kamar yang kita pilih di sini adalah *puisi balada*.
Banyak yang bingung dan meraba-raba tentang balada.
Sederhananya puisi balada ini dapat diartikan puisi narasi.
Jadi, isi puisi ini yah artinya ada cerita di dalamnya.
Puisi balada:

Puisi sederhana yang mengisahkan *tokoh* yang mengharukan dan terkadang disertai dialog.
Karena bersifat cerita, puisi balada ini cenderung tersurat dan naskahnya cenderung panjang.
Puisi balada ini merupakan puisi baru yang berisikan kehidupan manusia, melalui pikiran dan perasaan yang berintikan budaya universal.
Kalau puisi sering disebut dengan balada, kalau lagu kita familiar dengan istilah lagu *balad*.
Dahulu, lagu balada cenderung menceritakan kesedihan dan kemalangan.

Maka, terkadang ada orang yang berpikir bahwa lagu balad adalah lagu sedih
Apakah, Ibu/Bapak penyair di sini ada juga yang berpikir demikian?  *Kenapa kita mengambil genre puisi balada dalam Pelajaran hari ini???*
Sebab, pada puisi balada kita seperti membaca sebuah kisah. Terkadang apabila ada nama tokoh seringkali saya melanjutkan dengan membaca biografi/ataupun hal-hal yang berkenaan dengan tokoh tersebut.
Puisi balada sangat cocok dan nikmat untuk dibacakan di atas panggung atau dibaca. Ini menurut saya
Puisi balada juga cenderung mudah dipahami karena biasanha cenderung tersurat.
Puisi yang asyik dibaca di sela-sela senggang.
Puisi yang cukup mudah dipelajari juga dalam pembelajaran kelas.
Puisi balada juga cenderung memiliki nada yang kuat dan irama yang menarik.
Puisi yang mudah diinterpretasikan oleh pembaca.
Saat di sekolah jikalau ada lomba puisi, maka kita bisa menyodorkan puisi kita untuk digunakan dalam lomba puisi.
Sangat menarik bukan?
Pelopor pembaharu baru tak lain dan tak bukan dengan *Chairil Anwar.* Tentu bukan... Eh, tentu iya doooong
: Sementara puisi balada dipopulerkan oleh W. S. Rendra.
Dan sekarang dipopulerkan serta kita gaungkan secara nasional dalam buku kita:

*Antologi Puisi*
*Balada Manusia di Antara*

Semoga kelak dengan puisi kita mampu menyampaikan gagasan pikiran dan perasaan hingga membawa pada perubahan.
Sebab, seperti pengertian puisi secara etimologi sebagai pembentuk dan pembangun. Maka, semoga dengan puisi ini kita mampu menggerakkan kesadaran umat manusia melalui untaian kata yang kita hamparkan.
Lalu, apa, si sebenarnya asyiknya menulis puisi?
Jelas, mengasyikkan bagi mereka yang menyukai puisi. Sebab, puisi adalah karya seni yang berbicara keindahan, dengan menggunakan kata-kata sebagai perantaranya.
Kemampuan meracik kata menjadi sebuah karya sangatlah penting. Jikalau, kita kaya akan diksi yang segar, maka pembicaraan kita tidak menjenuhkan. Terlebih, bila kita mengambil peranan sebagai pendidik, budayawan, dan lainnya yang sering tampil ke muka umum.
Kita bisa melihat betapa Soekarno mampu mengetarkan lawan dengan kemampuannya berpidato.

Wiji Tukul mampu membuat ketar-ketir pemerintahan orde baru melalui puisi kritisnya.

Deny J.A., penyair dan tokoh media sosial Indonesia dengan karya-karyanya yang indah  dinobatkan sebagai penerima Anugerah kategori Sastera Kemanusiaan dan Diplomasi ASEAN 2021.

Wah, kalau saya sebutkan satu-persatu seperti presiden penyair, Rendra, Helvy Tiana Rosa, dan lainnya, tentu tidak akan habisnya.

Walau tentu ada baiknya kita menyisihkan waktu untuk mengupas mereka, agar bisa kenal lebih dalam dengan penyair Indonesia dan karya-karyanya yang fenomenal.
Nah, dengan adanya ruang kelas seperti ini sebagai ruang tumbuh untuk pegiat literasi menampilkan karyanya. Maka, besar harapan kita semua akan muncul para penyair-penyair besar Indonesia yang menginspirasi dan juga membawa perubahan untuk Indonesia dan umat manusia yang lebih baik.
Pada siang ini, saya ingin berbagi beberapa video pembacaan puisi balada, semoga bisa menjadi inspirasi.
Ditambah lagi kita jadi semakin paham kalau puisi balada itu memang sangat menarik  

Lanjut lagi tentang istilah *Ruh Puisi*.
Tentu, kita seringkali mendengar istilah ini bukan?
Seringkali para penyair mula-mula sibuk dengan rangkaian diksi indah.
Bahkan, saat memangkasnya mereka kebingungan.
Sebab, dr awal hingga akhir rangkaian kata yang disajikan sudan terlalu indah.
Namun, seiring waktu kita tentu menyadari saat membaca ulang puisi kita sesudahnya.
Di saat kita mencoba mengarungi kedalaman makna dan maksud dari puisi yang kita buat.
Mungkin pula kita pernah membaca puisi, yang terkadang kita sulit pahami maksud dari si penyair.
Kesulitan ini bisa terjadi dua hal, bisa karena puisi menggunakan diksi segar yang asing dan kita butuh proses untuk mencerna. Bisa jadi memang puisi itu tidak memiliki gagasan utama yang kuat dan fokus. Sehingga, jiwa puisi sulit dikenali.
*Ruh puisi*, berawal dari *gagasan utama* yang ingin diangkat oleh sang penyair, dengan *rasa dan nada* yang tercitra dalam baris kata serta *irama*, dan berakhir pada *amanat* yang ingin disampaikan.
#Sebelum, melangkah pada hal teknis ttg perpuisian, aturan, dll.
Maka, hendaknya sang penyair mematangkan dahulu ttg *konsep yang ingin disampaikan.*
_arispermana.s.pd: Sekian dahulu pengantar saya tentang puisi balada, agar bacanya tidak kebanyakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun